Jokowi Jokowi maunya menang sendiri”
Penggalan lirik lagu berirama dangdut itu mengalun mendayu-dayu dinyanyikan Omah Gendis, Kamis (29/8) sore kemarin. Perempuan, 38 tahun itu melantunkan lagu berjudul,'Jokowi Maunya Menang Sendiri' di taman Waduk Pluit sambil momong cucu.
Tidak hanya sekali, lagu yang menurutnya diciptakan secara spontan tersebut ia ulangi berkali–kali. Bahkan dua orang rekannya yang sore itu turut menikmati senja di Waduk Pluit, turut menyanyikan lagu tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warga RT 19 RW 17 kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara itu mengaku ingat betul akan janji Jokowi saat peresmian taman Waduk Pluit, 17 Agustus lalu. Saat itu, mantan wali kota Surakarta tersebut menggatakan, tentang kondisi Waduk Pluit yang secara bertahap berubah menjadi asri.
Wanita kelahiran Muara Baru tahun 1975 itu tidak memungkiri bahwa lambat laun waduk Pluit makin asri. Ada taman dengan banyak pepohonan. Namun, jika proyek itu telah selesai, bukan warga Muara Baru seperti dia yang akan menikmati, melainkan orang-orang kaya yang memiliki rumah di seberang taman Waduk Pluit.
"Bagus sih tamannya, saya 'nyeletuk' tuh gak tahu denger atau gak, gimana mau nikmati pak orang kami mau digusur.Kan memang mau menang sendiri namanya tuh," kata ibu anak satu ini.
Rumah Gendis hingga kini belum digusur. Namun tidak menutup kemungkinan akan dibongkar juga dalam waktu 2 sampai 3 tahun yang akan datang. Hanya kalau melihat pengalaman pekan lalu, bisa saja rumah dia juga dibongkar secara mendadak.
"Katanya 2 atau 3 tahun lagi, tapi yang kemarin itu tiba-tiba digusur aja, kalau langsung-langsung gusur, warga ya melawanlah, berontak. (Jokowi) mau menang sendiri kan!," kata dia.
Meski kecewa, Gendis sadar bahwa tinggal di bantaran Waduk Pluit tidak bisa dibenarkan. Dia mengaku akan menerima direlokasi asal ada kejelasan soal ganti rugi dan surat pemberitahuan.
Menurut Gendis saat pembongkaran Kamis pekan lalu, tak ada pemberitahuan terlebih dahulu sehingga warga kaget. Soal ganti rugi pun tak jelas. “Ada yang udah dapet, ada yang belum, ada yang Rp10 juta ada yang Rp 15 juta," kata dia.
Dia berharap Jokowi menepati janjinya bahwa penggusuran baru akan dilakukan setelah rumah susun sewa sederhana di Muara Baru untuk warga selesai dibangun. Wanita keturunan Serang, Jawa Barat ini mengaku tak mau direlokasi ke rumah susun Marunda.
Berdasarkan pengalaman warga yang telah direlokasi ke Marunda banyak yang kembali lagi ke Muara Baru akibat sulitnya lapangan pekerjaan di sana.
Berbeda dengan Omah Gendis, Aris, 44 tahun warga Gang Lapan Muara Baru mengaku pasrah. Dia bersedia direlokasi dari waduk Pluit karena lelah dengan penggusuran yang sudah dialaminya. Penggusuran kali ini adalah yang ketiga kalinya bagi dia.
Sebelumnya, pada tahun 1978, ia dan keluarganya telah mengalami pengggusuran di kawasan tersebut saat pembangunan kali Gendong. Tahun 1995 dia kembali harus mengalami penggusuran juga.
Gendis dan Aris kini mengaku pasrah. Sambil berharap Jokowi bisa menepati janjinya. Seperti matahari yang tak pernah ingkar janji. Selalu terbenam menjelang petang.
(erd/erd)