Namun rupanya, Jokowi effect tak selalu berhasil membuahkan kemenangan di pilgub sejumlah kota besar. Lalu, di pilgub mana saja Jokowi effect tak membuahkan kemenangan?
1. Meski Kalah, Jokowi Effect Genjot Elektabilitas Rieke-Teten
(dok detikFoto)
|
"Kemeja yang dipakai berdua ini (Rieke-Teten) merupakan khas Jabar. Namanya cele. Jadi enggak tiru saya sama sekali," ujar Jokowi, Minggu (18/11/2012).
Meski begitu, Jokowi mengakui dirinya dan Rieke punya semangat yang sama yaitu semangat perubahan.
Kehadiran pria Solo ini juga meningkatkan elektabilitas Rieke-Teten secara signifikan, bahkan dinilai cukup fenomenal. Pertumbuhan elektabilitasnya menjadi sangat cepat dari sebelumnya kurang dari 8 persen, kemudian meningkat 10 persen dan digenjot terus dalam masa kampanye hingga akhirnya bisa mencapai 28 peren.
Hasil akhir yang menempatkan Rieke-Teten di urutan kedua setelah pasangan Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar yang meraih 6.515.313 suara atau 32,39%. Rieke meraih 5.714.997 suara atau 28,41 %.
2. Keok di Sumut, Jokowi Bukan Tukang Dongkrak
(dok detikFoto-ilustrasi)
|
Di hadapan ribuan orang, Jokowi menceritakan perjalanannya saat mengikuti pilgub DKI. Dengan intonasi yang relatif datar, tidak berapi-api seperti layaknya orator ulung, Jokowi bercerita tentang repotnya menjadi calon gubernur yang tak punya uang.
Pria 52 tahun ini juga menyampaikan tentang bagaimana orang-orang juga tak percaya dia bakal menang, tapi kenyataan berkata lain, dia dan Ahok akhirnya terpilih.
"Saya ini kerempeng, nggak ada potongan jadi gubernur," tukas Jokowi yang membuat massa tersenyum.
Di hasil akhir rekapitulasi KPU Sumut, pasangan dari PDIP menempati urutan kedua dengan meraih 1.183.187 suara atau 24,34 persen. Sementara posisi pertama diraih oleh Pujo Nugroho dan Tengku Erry Nuradi (Ganteng) yang bernomor urut 5 dengan meraih 1.604.337 suara atau 33 persen.
Menanggapi ketidakberhasilan PDIP di pilgub Sumut, Jokowi pun santai. Dia menegaskan dirinya memang bukan tukang dongkrak.
"Ya nggak tahu (kenapa kalah)? Kok tanya saya. Tanya soal itu ke surveyor. Jokowi itu bukan tukang dongkrak. Kalau tukang dongkrak kernet dong," canda Jokowi saat ditanya wartawan di balai kota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (8/3).
3. Jokowi Turun di Daerah Tapal Kuda Jatim
(dok detikFoto-ilustrasi)
|
Jokowi selalu menjelaskan kehadirannya dalam kampanye PDIP selalu dilakukannya saat hari libur, itu pun setelah ia mendapat izin.
Pada kampanye terakhir pasangan Jempol, Jokowi bersama Said Abdullah turun ke daerah tapal kuda. Mulai dari Bondowoso hingga Situbondo.
Namun, dari hasil perhitungan cepat yang dilakukan sejumlah lembaga survei, pasangan Bambang-Said kalah jauh dari pasangan incumbent Soekarwo-Saifullah Yusuf (KarSa).Β Bambang-SaidΒ hanya meraih sekitar 12% di Pilgub Jatim. Raihan paling kecil jika dibandingkan Pilgub Jateng, Jabar, Bali, dan Sumut yang juga diikuti kader PDIP.
4. Pasangan PDIP Kalah Tipis di Pilgub Bali
(dok detikNews)
|
Seperti biasa, kehadiran Jokowi mendapat sambutan meriah dari warga yang hadir dalam acara tersebut. Di hari sebelumnya, Sabtu (4/5), Jokowi juga menghadiri acara nikah massal di Lapangan Pegok, Sesetan, Denpasar. Puluhan pasangan pengantin pun berebut meminta foto bareng dengan Jokowi.
Hasil akhir KPU Bali, pasangan AAN Puspayoga-Sukrawan kalah tipis dari pasangan yang diusung Partai Golkar dan Partai Demokrat, I Made Mangku Pastika-Ketut Sudikerta yang memperoleh 1.063.734 suara. Jumlah ini terpaut 996 suara dari Puspayoga-Sukrawa yang memperoleh 1.062.738 suara.
Atas hasil ini, PDIP mengajukan gugatan ke MK dengan membawa beberapa bukti kecurangan Pilgub Bali. Namun akhirnya, MK menolak gugatan tersebut dan menguatkan pasangan terpilih I Made Mangku Pastika dan Ketut Sudikerta menjadi gubernur Bali untuk periode 2013-2018 pada Kamis (20/6) lalu.Β Pastika dilantik menjadi gubernur pada Kamis (29/8).
Halaman 2 dari 5