Korban Gusuran Tidak Tahu Jokowi-Ahok Dilaporkan ke Polisi

Warga Waduk Pluit Gugat Jokowi-Ahok

Korban Gusuran Tidak Tahu Jokowi-Ahok Dilaporkan ke Polisi

- detikNews
Jumat, 30 Agu 2013 10:02 WIB
Fotografer - Ari Saputra
Jakarta - Agus memasukkan barang dagangannya yang masih tersisa ke dalam beberapa kardus di sebuah rumah kontrakan di bantaran Waduk Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (28/8) menjelang siang. Lanjutan program normalisasi Waduk Pluit yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada Kamis (22/8) lalu telah meluluhlantakkan warung sembako miliknya.

Akibat penggusuran tersebut, Agus menyewa sebuah rumah kontrakan bersifat sementara tak jauh dari batas penggusuran untuk menyimpan barang-barang miliknya sembari mencari kontrakan yang sekaligus dapat dijadikan sebagai warung.

“Ini saya kontrak cuma seminggu, sekarang mau pindah ke tengah (masih di Muara Baru yang belum kena gusuran),” ujar Agus yang ditemui detikcom, Rabu lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bagi Agus menyewa rumah kontrakan merupakan pilihan yang lebih realistis dari pada harus direlokasi ke rumah susun sewa sederhana Marunda. Sulitnya lapangan pekerjaan menjadi alasannya untuk memilih tidak menerima direlokasi ke rusun Marunda. “Di sana mau kerja apa, yang kemarin pada pindah ke sana (rusun Marunda) aja banyak yang balik lagi,” kata dia.

Pascapenggusuran tersebut, warga yang mengatasnamakan warga RT 19/17 Muara Baru dengan didampingi Perhimpunan Bantuan Hukum Indonesia (PBHI) dan Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) pada Selasa (27/8) melaporkan Kesatuan Polisi Pamong Praja beserta Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki T. Purnama (Ahok) ke Kepolisian Daerah Metro Jaya menyusul adanya pembongkaran rumah warga secara paksa dalam laporan resmi nomor TB/2914/VIII/2013.

Namun, pria asal Madura, Jawa Timur, ini mengaku sama sekali tidak merasa dan tidak mengetahui ada laporan yang mengatasnamakan warga melaporkan Satpol PP, Jokowi dan Ahok tersebut. “Saya tidak tahu ada laporan itu, emang dilaporkan ya?” ujarnya.





Meski tidak mengetahui, Agus mengaku tidak dapat menyatakan sikap apakah setuju atau tidak setuju dan tepat atau tidak tepat mengenai memperkarakan orang nomor satu dan nomor dua di DKI tersebut akibat program normalisasi Waduk Pluit. “Saya tidak berani kasih komentar (setuju atau tidak setuju), kita hanya orang kecil.”

Kendati demikian, Agus mengaku sangat kecewa dengan Jokowi–Ahok yang dinilai mengingkari janji dengan menggusur rumah warga tidak sesuai dengan waktu yang telah dijanjikan, yaitu dua tahun lagi. Tidak hanya dirinya, semua warga yang kena gusur pada Kamis pekan lalu itu juga memiliki sikap yang sama, kecewa dengan Pemprov DKI.

“Siapa yang gak kecewa, semuanya (warga) kecewa. Katanya dua tahun lagi tapi sekarang udah digusur. Orang kalau sudah sekali bohong, selamanya gak akan dipercaya,” ujarnya.

Senada dengan Agus, Atika, warga Blok G RT 19/17 Muara Baru, Penjaringan, juga mengaku tidak tahu-menahu bahwa Jokowi dan Ahok dilaporkan ke Polda Metro pascapenggusuran yang terjadi Kamis lalu itu. “Gak tahu, Mas. Baru tahu dari sampeyan,” katanya saat ditemui detikcom Rabu (28/8).

Ibu satu anak ini menuturkan, pada saat penggusuran berlangsung ia hanya mengumpulkan sebisa mungkin barang–barang yang ia miliki terutama barang dagangan agar bisa kembali melanjutkan usahanya di tempat lain. "Suami saya sedang di kampung,” ucap wanita asal Madura ini.

Atika juga menuding Jokowi dan Ahok telah ingkar janji terhadap warga. Sebab, berdasarkan janji Jokowi, warga yang menghuni kawasan tersebut baru akan direlokasi pada dua hingga tiga tahun mendatang. “Kecewa sekali, baru beberapa bulan udah dibongkar,” ujarnya.

(brn/brn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads