Jauh sebelum dilantiknya Mursi dan penggulingan presiden sebelumnya Husni Mubarok, masyarakat Mesir terutama generasi mudanya sedang masuk dalam tahap perkembangan politik, sosial, ekonomi dan ilmu pengetahuan. Generasi muda ini disebut sebagai pembawa perubahan ke Mesir sebelum akhirnya 'ditelikung'.
"Penggerak utama perubahan di Mesir berasal dari generasi mudanya," ujar pengajar Politik Universitas Kairo Mohammad Selim di Gedung Antara, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (28/8/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lack integrity. Generasi muda ini menyebut tidak ada perkembangan selama puluhan tahun," ucapnya.
Selim menyebut usaha kaum muda itu tanpa didukung oleh kelompok Ikhwanul Muslimin. Kelompok tersebut tidak memiliki andil dalam menumbangkan rezim Mubarak dan bahkan Mursi sempat mengatakan kelompokya tidak akan akan ikut dalam revolusi.
"Namun ketika berhasil mereka bergabung. Revolusi telah dicuri dari para generasi muda," terangnya.
Bahkan pada pemilu Mesir setelah kejatuhan Mubarak, kelompok Ikhawanul Muslimin sekitar 550 ribu orang berkumpul di Tahrir Square dan meminta Mursi segera dilantik untuk jadi presiden.
"Mereka berteriak, jika Mursi tidak menang, mereka akan membakar Mesir," ujarnya.
Kepemimpinan Mursi pun menjadi sorotan bagi Selim. Salah satunya adalah sensor media yang ketat di Mesir dan perubahan konstitusi oleh Mursi tanpa melalui DPR Mesir. Pidato terakhir Mursi disiarkan selama 3 jam tanpa henti dan mengancam para lawan-lawanya.
"Jika kau tidak diam, kamu akan ditempatkan di penjara," kata Selim yang menirukan pidato Mursi
"Ini yang menyebabkkan Mesir jatuh dalam perang sipil," imbuhnya.
(fiq/jor)