"Kita ini, maaf saya katakan, jadi bangsa jongos di rumah sendiri. Tidak ada kemandirian, kurang berkeadilan, ekonomi kita hancur-hancuran. Semua itu bukan karena konstitusi, tapi people behind constitution," kata Amien Rais dalam pidatonya di acara PAN di JCC, Jakarta, Jumat (23/8/2013).
Namun di forum yang sama, Hatta yang juga Menko perekonomian punya pandangan berbeda. Hatta menegaskan bahwa kondisi ekonomi Indonesia tumbuh dengan baik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"15 tahun lalu ekonomi kita ambruk, hari ini ekonomi kita tumbuh dan berkembang. Kita dikatakan negara gagal, kini kita diakui dunia jadi kekuatan ekonomi baru," imbuhnya.
Waketum PAN Dradjad Wibowo pun lantas meluruskan. Dradjad mengibaratkan pernyataan Amien dan Hatta saling melengkapi. Dradjad sendiri menilai perekenomian Indonesia sekarang ini ibarat mobil dengan dua set roda yang lari dengan kecepatan berbeda.
"Roda depan berlari sangat kencang, sementara roda belakang berlari lambat bahkan kadang macet. Mudahnya, terdapat dualisme dalam perekonomian kita. Akibatnya adalah ketimpangan pendapatan yang semakin besar antar sesama rakyat Indonesia. Ini terlihat dari Gini Ratio yang naik dari sekitar 0.32-0.36 zaman Bu Mega menjadi 0.41 zaman SBY," kata Dradjad yang juga ekonom ini.
Roda depan itu perumpamaan bagi rakyat yang menikmati pertumbuhan ekonomi cepat. Contohnya adalah mereka yang mendapat untung dari tambang migas dan mineral, atau yang bergerak di sektor keuangan, perbankan, telekomunikasi, perdagangan (terutama importir). Sementara roda belakang mobil adalah kelompok rakyat banyak, khususnya yang tergolong miskin. Data resmi BPS, per Maret 2013 masih terdapat 28.07 juta penduduk Indonesia yang tergolong miskin.
"Jadi pak Amien dan bang Hatta berbicara tentang mobil yang sama secara utuh. Pak Amien fokus pada bagian roda belakang, bang Hatta roda depan. Tugas kader PAN untuk membuat roda belakang dan depan berjalan harmonis sehingga rakyat lebih sejahtera," simpul Dradjad menenangkan suasana.
(bal/ahy)