Kabar duka itu diterima pihak keluarganya di Situbondo langsung dari istri korban, Hatija, yang mengikuti suaminya menjadi TKI di Malaysia, sejak beberapa tahun terakhir. "Tadi istrinya sudah memastikan kalau Busyairi meninggal dalam kecelakaan bus yang masuk ke jurang itu. Kami semua tentu berduka," kata paman korban, M Ilyas kepada detikcom, Jumat (23/8/2013).
Sesuai rencana, jenazah Busyairi akan diterbangkan ke Indonesia Jumat (23/8/2013) pagi ini atau siang nanti. Sehingga diperkirakan tiba di rumah duka malam hari. Meski begitu, kerabat dan para tetangga mulai berdatangan ke rumah korban untuk menyampaikan ucapan bela sungkawa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Ilyas, sebelum dinyatakan ikut jadi korban kecelakaan bus yang menewaskan 37 orang itu, Busyairi sempat dinyatakan 'hilang'. Sebab, sejak selesai bekerja sebagai kepala tukang bangunan, korban tidak kunjung pulang. Saat dicoba dihubungi ke ponselnya ternyata masih aktif, namun tidak ada yang mengangkat.
Sampai rekan-rekan kerja korban mendengar adanya insiden bus masuk jurang di dekat resor Genting Highlands, Malaysia, pada Rabu 21 Agustus kemarin. Khawatir Busyairi ikut menjadi korban, sebagian rekannya pun mengecek. Saat itulah dipastikan Busyairi ikut menjadi korban meninggal dalam kecelakaan itu.
"Almarhum sudah lama kerja di Malaysia, sekitar 10 tahunan. Setelah sukses jadi kepala tukang, sekitar tiga tahun lalu dia pulang dan kembali lagi bersama istrinya," pungkasnya.
Sebelumnya, sebanyak 37 orang dipastikan tewas dalam kecelakaan bus di dekat resor Genting Highlands, Malaysia pada Rabu, 21 Agustus lusa kemarin. Di antara para korban jiwa termasuk sedikitnya enam warga asing (WNA).
Kepolisian setempat menuturkan, bus tersebut membawa total 53 orang saat kejadian. Bus tersebut jatuh ke jurang dari jalanan terjal dekat Genting Highlands, resor judi dan hiburan terkenal, yang jaraknya sekitar satu jam berkendara dari ibukota Kuala Lumpur.
(rvk/rvk)