"Luasnya kedua terbesar di dunia. Terbesar pertama di Kanada. Makanya potensi Ragunan ini luar biasa," ujar Ketua Dewan Pengawas TMR Hashim Djoyohadikusumo di Balaikota DKI Jakarta, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (22/8/2013).
Hashim membenarkan banyak fasilitas yang kurang memadai di TMR. Selain itu, koleksi binatangnya juga masih kurang. Terlebih, tiket masuk TMR yang masih bertarif Rp 4.000 per orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, tingkat kesejahteraan para karyawan TMR juga dirasa masih kurang.
"Kesejahteraan pegawai juga harus ditingkatkan. Harga tiket Rp 4.000 sejak tahun 2003, sudah hampir 10 tahun. Kita sudah tahu kenaikan inflasi berapa, kenaikan BBM sudah berapa kali, tapi harga tiket tetap sama," katanya.
Oleh karena itu, pihaknya ingin agar TMR mendapat perbaikan. Rencananya, pihaknya akan membicarakan masalah ini dengan pihak-pihak terkait, terutama masukan darimasyarakat untuk meningkatkan 'klas' TMR.
"Kita mau adakan temu publik, dengan DPRD, masyarakat, LSM, kita diskusi. Masyarakat DKI maunya apa dengan Ragunan? Kita mau bikin yang berkelas Internasional seperti di Singapura, San Diego, Washington. Terus kita buka masukan dari masyarakat," jelasnya.
"Kita harus menyesuaikan, harus ada anggaran. Anggaran harus kita awasi ketat, jangan ada korupsi, jangan ada pembocoran-pembocoran. Saya memang ditempatkan di situ untuk pengawasan," tambahnya.
(jor/lh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini