Ahfadz, 24 tahun, warga Ciputat, Tangerang Selatan, mengaku kehadiran SMS modus penipuan undian berhadiah itu mengganggu aktivitasnya. Sebab tidak jarang SMS tersebut justru masuk saat ia tengah serius dan fokus pada kegiatannya.
"Ya sangat mengganggu, karena saya lagi serius baca buku atau apa, tiba-tiba masuk SMS, pas dilihat eh ternyata isinya begitu," ujar Ahfadz dengan nada kesal saat berbincang dengan detikcom, akhir pekan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biasanya, kata Ahfadz, di setiap SMS tersebut tertera nomor telepon atau ponsel genggam yang dapat dihubungi dan dituliskan untuk segera menghubungi nomor tersebut.
Selain itu, tidak lupa dicantumkan link website tertentu untuk melihat informasi lebih lengkap agar lebih meyakinkan pengguna telepon genggam. "Website-nya biasanya pakai blogspot.com, kayak telkomsel.blogspot.com atau indosat.blogspot.com," ujar mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ini.
Ahfadz mengatakan, dari website yang tercantum di SMS dapat diketahui bahwa undian berhadiah adalah penipuan sebab tidak mungkin perusahaan operator selular atau lainnya menggunakan domain gratis di situsnya.
"Ya sudah pasti penipuan, masak perusahaan pakai domain gratisan, kadang saya balas tu SMS, eh kalau mau nipu modal dikit dong," ungkapnya kemudian tertawa.

Namun yang menjadi permasalahan, ujar Ahfadz menekankan, orang-orang awam atau orang yang jarang bahkan tidak pernah membuka internat akan sangat percaya sebab informasinya dapat dilihat diinternet.
"Kalau orang-orang awam terhadap internet kan gampang tertipu, dia lihat oh iya ada petunjuknya atau apa, kan jadi terpengaruh," kata Ahfadz.
Untuk itu, ia berharap agar pemerintah dan aparat terkait dapat segera meringkus para pelakunya karena selama ini sudah cukup mengganggu dan merugikan masyarakat "Kasihan orang-orang yang gak ngerti jadi korban, mana sekarang harga pada mahal, ditambah dengan penipuan pula," ujarnya.
Kepolisian Daerah Metro Jaya menyebutkan jaringan pelaku penipuan undian berhadiah via SMS atau telepon merupakan orang-orang yang menjadikan penipuan sebagai profesi mereka untuk mendulang rupiah.
"Ya mereka melakukan perbuatan itu sebagai profesi ya, profesi mereka menipu," kata Juru bicara Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto kepada detikcom di ruangan kerjanya, kemarin. Namun demikian, lanjut Rikwanto, pihak kepolisian terus melacak jaringan penipuan undian hadiah melalui ponsel.
Rikwanto mengakui saat ini praktek percobaan penipuan seperti itu masih banyak terjadi dan akan tetap ada meski diabaikan masyarakat ataupun pelakunya dibekuk polisi. Sebab, tegas dia, dari sekian banyak nomor telepon yang menjadi sasaran, para pelaku sudah mendapatkan untung meski hanya satu orang yang terperdaya.
"Seperti halnya perampokan, pencurian, berapun yang kita tangkap mereka akan ada terus," ujarnya. "Di antara 100 orang yang ditembakkan SMS penipuan, satu saja yang terperdaya itu sudah menguntungkan mereka," dia menjelaskan.
(brn/brn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini