5 Kesamaan Pola Penembakan Terhadap Polisi

5 Kesamaan Pola Penembakan Terhadap Polisi

- detikNews
Senin, 19 Agu 2013 07:05 WIB
5 Kesamaan Pola Penembakan Terhadap Polisi
Jakarta - Dalam rentang waktu dua bulan terakhir, terjadi sejumlah teror terhadap polisi. Mulai dari pelemparan bom panci di Tasikmalaya hingga penembakan brutal hingga menyebabkan kematian. Khusus untuk penembakan, ada sejumlah pola yang sama. Apa saja?

Berdasarkan keterangan polisi, sedikitnya ada lima kesamaan pola penembakan yang terjadi belakangan ini. Maka tak heran, polisi menduga pelakunya adalah orang yang sama.

Berikut lima kesamaan pola penembakan terhadap polisi belakangan ini:

TKP di Tangerang Selatan

Tiga kasus penembakan terhadap polisi yang terjadi sebulan terakhir berlokasi di Tangerang Selatan. Semua berlangsung di jalanan.

Kasus pertama menimpa Aipda Patah Saktiyono. Anggota Satlantas Gambir itu ditembak di depan Sekolah Al-Path, Jl Cirendeu, Ciputat, Tangerang Selatan. Saat itu, korban tengah mengendarai motor. Kini, dia masih menjalani perawatan di rumah sakit.

Kasus kedua terjadi di depan RS Sari Asih, Jl Otista Raya, Kelurahan Sasak Tinggi, Ciputat, Tangerang Selatan. Korban adalah anggota Polsek Cilandak Aiptu Dwiyatna. Dia ditembak saat sedang naik motor di bagian kepala dan langsung tewas seketika.

Korban terakhir adalah Aipda Kus Hendratna, anggota Polsek Pondok Aren. Dia ditembak di Jl Graha Raya, tepatnya di depan masjid Bani Umar, Kelurahan Prigi Baru, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan. Aipda Kus tewas karena ditembak dari jarak dekat. Satu anggota Buser Bripka Ahmad juga tewas saat mengejar pelaku.

Ditembak dari Jarak Dekat

Empat polisi korban penembakan di Tangerang Selatan semuanya ditembak dari jarak dekat. Si pelaku beraksi mulai dari rentang 2-3 meter.

Aipda Patah Saktiyono, Aiptu Dwiyatna, Aipda Kus Hendratna dan Bripka Ahmad, semua tertembak dari posisi yang dekat. Sebagian ada yang tertembak di dada, namun juga ada yang didor di kepala.

Aipda Patah masih mendapat perawatan di rumah sakit karena luka tembak. Tiga korban lainnya tewas.

Menyasar Binmas dan Polantas

Pelaku penembakan polisi menyasar anggota yang tak dilengkapi persenjataan berat. Mereka adalah anggota Polantas dan Bina Masyarakat.

Aipda Patah Saktiyono yang ditembak di Cirendeu adalah anggota Satlantas Polsek Gambir. Dua korban lainnya yakni Aiptu Dwiyatna dan Aipda Kus Hendratna adalah anggota Bina Masyarakat (Binmas). Bripka Ahmad merupakan seorang anggota Buser.

Menggunakan Motor

Tiga insiden penembakan di Tangerang Selatan dilakukan oleh dua pelaku yang mengendarai motor. Mereka memepet korban dari belakang, lalu melakukan penembakan.

Di kasus penembakan Aipda Patah dan Aiptu Dwiyatna, tak jelas motor dan nomor polisi yang digunakan. Namun saat insiden terhadap Aipda Kus Hendratna, motor pelaku berhasil diamankan. Jenisnya Yamaha Mio.

Penembakan Terencana dengan Kaliber 9,9 mm

Penembakan terhadap Aipda Patah, Aipda Dwiyatna dan Aipda Kus Hendratna memiliki kesamaan. Mereka dibuntuti sebelum akhirnya dipepet dan ditembak di lokasi tertentu.

Aipda Kus ditembak dari belakang saat dalam perjalanan menuju apel hari proklamasi. Aiptu Dwiyatna ditembak saat hendak berangkat kerja menuju Polsek Cilandak. Sama dengan Aipda Patah yang juga hendak berangkat kerja.

Polisi juga menduga senjata penembakan sama. Kaliber peluru milik pelaku juga sudah diketahui, yakni 9,9 mm.
Halaman 2 dari 6
(mad/rvk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads