Tampil santai dengan balutan batik merah dan tanpa tongkat komando, Jenderal Timur menaiki podium panggung acara Pisah-Sambut Wakapolri Komjen (Purn) Nanan Sukarna, di Auditorium Gedung PTIK, Jl Tirtayasa, Jakarta Selatan, Selasa (13/8/2013) malam.
Suasana haru bercampur gembira menyelimuti seremoni acara yang dihadiri jajaran perwira menengah dan tinggi di lingkungan Polri. Satu per satu para pejabat utama Polri memberikan sambutan. Giliran jenderal bintang empat itu memberikan sambutan. Tanpa teks dan penuh guyonan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Undangan tampak serius mendengarkan jenderal berkumis tebal ini berbicara. Namun suasana menjadi riuh ketika sang jenderal menggambarkan sosok Semar yang patut diayomi oleh jajarannya.
"Seperti Semar yang selalu senyum terus. Mau tidur senyum, bangun tidur senyum, dan kita jadi polisi harus senyum terus," guraunya mencairkan suasana yang hampir larut malam.
Diakui Timur, tidak mudah bagi pihaknya untuk mendapatkan kepercayaan dan simpati masyarakat. Selama kepemimpinannya, dia berupaya untuk meneruskan tugas pimpinan sebelumnya dalam menyelesaikan pekerjaan rumah, yaitu merangkul kepercayaan masyarakat terhadap kepolisian.
"Tugas kemitraan ini berat, sulit sekali polisi membangun kepercayaan," kata alumnus Akpol 1978 dan teman satu angkatan Komjen (Purn) Nanan Sukarna dan Wakapolri Komjen Oegroseno.
Oleh karena itu, tugas membangun kepercayaan tersebut masuk dalam rencana kerja jangka panjang kepolisian, 25 tahun ke depan.
"Lima tahun pertama dari 25 tahun tugas kita hanya membangun kepercayaan," ujarnya.
(ahy/ndr)