Dengan keadaan yang demikian, pengemis-pengemis di Jakarta berebutan mendapat sewaan bayi yang memiliki kondisi fisik yang unggul. Seperti diungkapkan Sutinah, pengemis perempuan berumur sekitar 40 tahun ini.
Sutinah yang biasa "ngepos" di seputaran pojok kolong jembatan layang Klender, Jakarta Timur, mengakui kalau dirinya sudah sering gonta ganti bayi yang disewanya untuk menemani mengemis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menuturkan biasanya bayi seperti itu mampu menarik perhatian orang-orang yang ujung-ujungnya akan memberi uang lebih. "Bayi yang kayak begitu emang banyak disenengin. Soalnya kan lucu ama cakep, jadi orang pengennya ngasih," aku Sutinah.
Berbeda kalau bawa bayi yang kurus dan biasa saja, menurut Sutinah, tidak jauh paling-paling dapatnya duit recehan. Tapi untuk mendapatkan bayi yang montok, lucu, dan cakep, Sutinah mengakui sulit dan biaya sewanya juga tentu berbeda, lebih mahal.
Adapun Maemunah, yang banyak mempunyai tetangga kaum pengemis, mengungkapkan biasanya bayi-bayi yang digunakan untuk mengemis dipilih yang keadaan fisiknya tidak gampang sakit-sakitan. "Bayi yang dipakai yang kuat dan ada pengalaman. Jadi, enggak cengeng,” ujar Maemunah yang menjual gorengan dan nasi uduk Betawi di Kebon Singkong, Kelurahan Klender, itu.
Seorang pengemis asal Brebes, Eman, 42 tahun, yang juga tinggal di daerah Kebon Singkong membenarkan bahwa pengemis yang membawa bayi pasti dapat uang lebih banyak. "(Bawa) Bayi itu gede duitnya. Makanya dilindungin. Habis itu anak-anak (pengemis) kecil yang duitnya gede,” kata Eman.
(brn/brn)