"Ada sekitar 400 nelayan di kampung kami yang tidak pulang karena masih tertahan di tengah perairan akibat tingginya gelombang di sejumlah perairan wilayah tangkap mereka," ujar Ketua Kelompok Nelayan "Cucut" Sofwandi (46) kepada detikcom di kampung Nelayan Muarareja, Tegal, Kamis (08/08/2013).
Hal yang sama juga disampaikan Rusmono (56), tokoh nelayan di Desa Suradadi, Kabupaten Tegal. Menurutnya keberangkatan nelayan di kampungnya berlangsung sejak awal Juli 2013 lalu dengan masa tangkap 40 hari. Namun akibat tingginya gelombang, nelayan tersebut tidak berani mengambil resiko untuk pulang ke rumah merayakan lebaran bersama keluarga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rusmono menjelaskan, di wilayah kampung nelayan Suradadi hingga Kramat terdapat sedikitnya 32 kapal yang hingga hari lebaran ini belum kembali. Masing-masing kapal sedikitnya ada sekitar 15 hingga 17 ABK.
Sementara itu, sebagian nelayan di kawasan ini juga menghabiskan hari pertama lebaran dengan memperbaiki alat tangkap mereka sambil menunggu cuaca membaik.
"Sudah sebulan lebih kami menganggur, karena kondisi angin laut dan rob yang melanda kawasan perairan kami. Hingga untuk menghabiskan waktu kami memperbaiki alat tangkap sampai kondisi cuaca membaik," ujar Kurdi (34) salah seorang nelayan Kramat, Kabupaten Tegal.
(jor/fdn)