Wanita yang tinggal di sekitar pasar Johar itu mengaku sudah datang sejak pukul 02.00 bersama ratusan warga lainnya untuk mendapatkan Zakat yang dibagikan oleh seorang pengusaha mebel, Muhamad Nawang Layung.
"Saya datang ke sini jalan kaki, tapi ternyata tidak dapat. Padahal belum ada uang untuk beli beras," kata Musajilah di depan rumah Muhamad Nawang Layung, Jl Letjen Suprapto, Semarang, Sabtu (3/8/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terpaksa nginep di sini takut kalau tidak kebagian amplop dari pak Haji," ujar warga lainnya, Rumiyati (43).
Panitia Zakat menyiapkan 700 amplop berisi Rp 15 ribu untuk anak-anak, Rp 30 ribu untuk dewasa, dan Rp 40 ribu untuk manula. Untuk mendapatkannya, warga diwajibkan membawa KTP. Setelah memperoleh amplop, warga diharuskan mencelupkan jarinya ke tinta sebagai tanda layaknya pemilu.
Desak-desakan sempat terjadi dalam pembagian zakat tersebut karena antrian yang panjang hingga 200 meter. Namun hal itu tidak berlangsung lama karena petugas kepolisian ikut mengamankan situasi.
Hingga siang hari, sejumlah warga masih menunggu di depa gerbang milik pengusaha mebel itu. Mereka berharap masih ada sisa rezeki untuk mereka merayakan Lebaran.
(alg/ndr)