Tidak bisa dipastikan sejak kapan pasar bedug Tanah Abang ini mulai hadir. Pastinya sudah sejak puluhan tahun yang lalu.
"Saya sendiri nggak bisa memastikan. Saya lahir tahun 1981, orang jualan bedug sudah ada," jelas Udin (32) warga Karet, Tanah Abang yang ditemui detikcom, Rabu (31/7/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bedug kulit kambing Tanah Abang ini, lanjut Udin, mempunyai ciri khas, pertama pembuatannya sederhana, hanya berasal dari tong bekas yang ditutup kulit kambing di bagian mulut tong. Kemudian kaki dan pemukulnya berasal dari kayu yang tidak terlalu berat.
Bentuknya pun bermacam-macam, mulai dari yang sekecil ember cat sampai tong yang biasa dipakai untuk menyimpan bahan bakar minyak (BBM). Untuk menarik perhatian, bedug-bedug itu pun dihias dengan cat yang warna-warni.
Untuk sebuah bedug paling kecil, lengkap dengan kaki dan pemukul dihargai Rp 100 ribu. Sedangkan ukuran paling besar dihargai Rp 500-600 ribu.
Tidak hanya menyediakan bedug dari tong, warga Tanah Abang ini pun memproduksi bedug dari kayu. Karena keistimewaannya harga yang dipatok adalah Rp 3,8 juta.
"Ya ini selalu begini, tiap bulan puasa selalu ramai. Itung-itung warga cari penghasilan tambahan," tutup Udin yang berprofesi sebagai tukang ojek itu.
(ndr/ndr)