Kondisi Trotoar Ibu Kota Sangat Krisis

Ironi di Trotoar Jakarta

Kondisi Trotoar Ibu Kota Sangat Krisis

- detikNews
Rabu, 31 Jul 2013 12:48 WIB
Fotografer - Agung Pambudhy
Jakarta - Karut marutnya kondisi trotoar di wilayah DKI Jakarta membawa pengaruh buruk yang begitu luas. Bukannya memberikan rasa nyaman bagi pejalan kaki, parahnya kondisi trotoar ibu kota juga telah merenggut banyak nyawa.

Koordinator Koalisi Pejalan Kaki Alfred Sitorus menyayangkan pemerintah yang belum memberikan perhatian pada penyediaan trotoar. Ia menilai trotoar yang ada di Jakarta masih sangat jauh dari ideal. β€œIdealnya trotoar itu harus layak dan ramah dilalui manusia, terutama bagi para penyandang disabilitas,” kata dia kepada detikcom, Jumat pekan lalu.

Kondisi trotoar di ibu kota dianggap sangat krisis, baik dari segi jumlah, ukurannya, maupun fasilitas yang tersedia. Selain itu, pembangunan trotoar dengan konsep pedestrian ideal juga harus benar-benar diperhatian seperti yang saat ini sedang dilakukan antara lain Jalan Merdeka Selatan- Merdeka Barat, kawasan Jalan Sabang, Jalan Kebon Sirih, kawasan Harmoni-Kota sisi barat-timur, dan Cikini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Seksi Jalur Hijau Jalan (Plh) Dinas Pertamanan DKI Jakarta, Sumardiono, mengatakan pedestrian adalah salah satu solusi yang mereka tawarkan untuk mengatasi krisis trotoar. β€œKita menatanya dengan memperlebat trotoar dari yang tadinya 1,5 meter menjadi 2-3 meter. Kita juga buat sarana untuk penyandang cacat. Tapi memang itu belum di semua (trotoar) ada,” kata dia saat ditemui detikcom di kantornya Selasa (30/7).

Dinas Pertamanan, kata Sumardiono, hanya menangani beberapa trotoar yang sudah disulap menjadi jalur pedestrian. Sementara trotoar lainnya pada jalan nasional ditangani oleh Kementerian Pekerjaan Umum, sedangkan trotoar pada jalan provinsi ditangani oleh Dinas Pekerjaan Umum.

Pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, menilai sumber permasalahan lain mengenai trotoar di Jakarta yaitu ketidakjelasan dinas yang memiliki kewenangan terhadap urusan trotoar.

"Trotoar itu tidak jelas kewenangannya di mana, apa Dinas PU, Dinas Pertamanan, Dishub atau lainnya, sehingga menjadi seperti kurang dapat perhatian, ini harus diperjelas agar menjadi ramah bagi pejalan kaki," tutur Yayat kepada Detikcom Selasa (31/7).

Yayat menambahkan kondisi pejalan kaki di Jakarta semakin teraniya, ditambah pula dengan trotoar yang banyak dijadikan lahan parkir sepeda motor.

"Pejalan kaki sudah semakin teraniaya. Apa lagi ditambah saat ini trotoar dimanfaatkan menjadi lahan parkir, ada lahan trotoar yang kosong langsung dijadikan tempat parkir," tegas dia menyesalkan.



(brn/brn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads