Kronologi Perkosaan & Pembunuhan Sadis di Kebun Kosong di Ciputat

Kronologi Perkosaan & Pembunuhan Sadis di Kebun Kosong di Ciputat

- detikNews
Selasa, 30 Jul 2013 06:58 WIB
Kronologi Perkosaan & Pembunuhan Sadis di Kebun Kosong di Ciputat
Jakarta - Keinginan HK alias E (17) untuk menghabiskan lebaran bersama pacar dan keluarga pupus sudah. Ia harus meringkuk di balik jeruji besi yang dingin untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya, mencabut nyawa mantan pacarnya yang dilakukan di sebuah kebun kosong di kawasan Ciputat, Tangsel.

Senin 15 Juli 2013 pagi itu, matahari masih bersembunyi di balik awan. HK saat itu masih bersantai di rumahnya di kawasan Pamulang II, Ciputat, Tengerang Selatan. Ia saat itu memutuskan untuk tidak berangkat kerja di pasar di kawasan Pamulang, Tangerang Selatan.

HK sengaja membolos kerja dengan alasan izin kepada majikannya, lantaran sudah janjian untuk bertemu mantan pacarnya, W (14). Pertemuan itu memang sudah direncanakan oleh HK beberapa hari sebelumnya. Ternyata HK memiliki rencana lain. Berikut kisah lengkapnya.

Berniat Jahat Sejak Awal

Ketika bertemu dengan mantan pacarnya itu di sebuah konser musik, HK langsung berniat untuk memiliki motor milik korban.

Niat jahatnya itu timbul setelah pacarnya, berinisial F, memintanya untuk membayarkan uang muka kredit motor sebesar Rp 700 ribu. Kepada tersangka, F mengatakan bahwa dirinya ingin memiliki sebuah motor Yamaha Vino.

Penghasilannya yang hanya Rp35 ribu sehari dari hasil pekerjaannya menjaga toko ikan di pasar, dirasakannya tidak bisa memenuhi keinginan sang pacar.

"Dari situ, saya kepikiran buat membahagiakan pacar saya. Saya berniat membantu pacar saya buat carikan uang DP motor. Saya cinta banget sama pacar saya," ujar HK kepada penyidik Unit V Subdit Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Minggu (28/7/2013) lalu.

Ketika melihat korban membawa motor ke konser musik itu, ingatan HK langsung tertuju pada permintaan sang pacar. Di situlah timbul niat jahatnya untuk merencanakan pencurian disertai pembunuhan terhadap korbannya.

Awalnya, tidak mudah bagi remaja ini untuk mengajak korbannya. Melalui pesan singkat yang ia kirim pada Sabtu 13 Juli lalu, tersangka mengajak jalan korban. Namun, saat itu korban menolak lantaran ia sudah mengetahui bahwa tersangka ternyata sudah memiliki pacar. "Korban bilang 'lo kan udah punya pacar. Lo ajak aja cewek lo jalan'," kata HK lagi.

Mendapat penolakan itu, tersangka terus mendesak korban untuk bertemu. Hingga akhirnya, korban menyetujui untuk jalan berdua, pada hari yang ditentukan korban yakni Senin, 18 Juli 2013. Tempat pertemuan, diatur oleh tersangka.

Kedua pasangan anak baru gede (ABG) ini bersepakat untuk bertemu di dekat Perumahan Villa Dago, Pamulang, Tangsel. Sesuai rencananya, korban lalu tiba di lokasi dengan menaiki motor Yamaha Mio B 6893 WGO. "Di situ saya yang gantikan korban bawa motor. Lalu saya ajak korban muter-muter," ujar anak ke dua dari tiga bersaudara itu.

Di tengah perjalanan, tersangka mengaku bahwa korban mengajaknya berhubungan intim. Tersangka mengaku, saat itu sempat menolak ajakan korban. "Terus dia bilang 'ah masih kaku aja lo'," cetusnya.

Setelah itu, remaja tamatan Sekolah Menengah Pertama (SMP) ini pun akhirnya membawa korban ke tempat yang ia tuju, sebuah kebun kosong milik ayah tersangka yang terletak di samping Perumahan Gama Setia, Kelurahan Serua, Ciputat, Kota Tangerang Selatan. Kedua remaja ini pun tiba di lokasi selepas dzuhur, sekitar pukul 12.30 WIB.

Korban Diperkosa

Setibanya di pos yang berjarak sekitar 10 meter dari kebun kosong, tersangka mulai melancarkan akal bulusnya. Tersangka kemudian berjalan lebih dulu menanjaki kebun. Saat itu, ia melihat ada tukang yang mengerjakan pengecatan di sebuah rumah di dekat pos, sehingga tersangka menyuruh korban untuk menyusulnya setelah ada di kebun.

"Sebelum naik ke kebun, saya sempat bilang ke korban untuk menyimpan handphone-nya di bagasi motor dan kunci motornya tidak usah dibawa. Baru habis itu saya suruh dia ke atas nyusul saya," jelasnya.

Setibanya di kebun, tersangka kemudian bertemu dengan tetangganya bernama Adih. Saat itu, Adih sempat menegurnya. "Bang Adih tanya ke saya lagi apa, saya jawab lagi memetik daun singkong buat nyokap," ucapnya.

Kebetulan, saat tiba di kebun kosong, tersangka mendapat panggilan telepon dari ibunya. Ketika mengetahui tersangka sedang ada di kebun, sang ibu meminta tersangka untuk memetikkan daun singkong untuk dijual di pasar.

Selang beberapa menit selepas Adih pergi, korban pun tiba dan menghampirinya yang sedang memetik daun singkong itu. "Dia tanya sama saya buat apa metik singkong, saya jawab buat ibu jualan di pasar," ucapnya.

Setelah terkumpul beberapa ikat daun singkong, keduanya pun menuju gubug yang berada di kebun itu. Di situ, tersangka sempat memaksa korban untuk berhubungan intim.

Dipukul Batu

Setelah melakukan hubungan intim, tersangka mulai kalap. Dengan tangan kirinya, tersangka kemudian mencekik leher korban hingga korban kesulitan bernafas. Setelah itu, tersangka memukul korban dengan sebuah bongkahan batu serpihan puing.

Mulut korban saat itu menganga. Karena khawatir korban bertetiak, tersangka lalu memasukkan kelima jari tangan kanannya ke mulut korban. Namun saat itu korban melawan hingga menggigit jemari tersangka hingga berdarah.

"Saya lalu ambil bongkahan batu, lalu saya pukulkan ke wajahnya sebanyak 5 kali. Dia meninggal akhirnya," imbuhnya.

Setelah membunuh korban, tersangka lalu berpikir untuk menghilangkan jejaknya. Ia lalu menyeret tubuh korban sejauh 15 meter. Sebelum akhirnya menyembunyikan korban di pojokan kebun, tersangka sempat bimbang.

"Pas ditengah-tengah saya bingung. Apa saya kubur saja atau saya taruh begitu saja. Kalau saya taruh begitu saja lalu saya seret, nanti darahnya kemana-mana.m ya akhirnya saya taruh saja mayatnya di pojokan, lalu saya tutupi daun bambu dan daun singkong," urainya.

Motor Korban Hilang

Usai membunuh korban, tersangka bergegas pergi meninggalkan kebun tersebut. Batinnya saat itu bergetar setelah membunuh korban. Namun hal itu tidak terlalu ia pikirkan.

Sambil membawa daun singkong pesanan ibu, tersangka lalu bergegas menuruni kebun, menuju ke motor korban yang diparkir tidak jauh dari kebun. Namun, alangkah kagetnya ia ketika mendapati motor yang ia incar itu sudah tidak ada di tempatnya.

"Saya cari-cari nggak ada. Lalu saya tanya ke tukang cat, dia jawab tidak tahu," ujarnya.

Tersangka pun lemas. Upayanya membunuh untuk mendapatkan motor tidak sesuai angan-angannya. Ia pun pulang ke rumah dengan tangan hampa.

"Besoknya pacar saya tanya 'Yah (panggilan pacar tersangka ke tersangka-ayah), gimana uangnya sudah dapat?' Lalu saya jawab, nggak jadi Bun (bunda-panggilan tersangka ke pacarnya). Kata ibu nggak usah pinjam ke bank. Memang waktu itu alasan saya ke pacar saya, mau pinjam uang ke bank buat bayar DP motor itu," jelasnya.

Menyesal

Nasi sudah menjadi bubur. Tersangka tidak dapat mengembalikan semuanya. Kini hanya sesal yang bisa ia ratapi.

"Iya saya menyesal, saya mau bertaubat," ucapnya.

Ia pun sempat menceritakan pembunuhan itu kepada sang kakak, yang ternyata sudah mengetahui kalau adiknya itu membunuh korban. "Saya waktu itu diajak kakak saya keluar rumah, sambil makan saya ditanya apa saya yang bunuh korban. Saya waktu itu diam, tetapi kakak saya bilang kalau dia nggak pernah ngajarin saya bohong. Akhirnya saya jawab iya," urainya.

Bahkan harapannya untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarga pun pupus sudah. Setelah tertangkap oleh Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya pada Jumat (26/7) lalu, tersangka harus mempertanggung jawabkan perbuatannya itu.

"Saya sudah merasa kalau suatu saat saya akan ditangkap. Saya waktu itu berharap agar tidak ditangkap sebelum lebaran, habis lebaran saja. Biar saya bisa kumpul sama keluarga," tutupnya.
Halaman 2 dari 6
(mei/fjp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads