Nah, kisah mirip ala Julia Roberts di film itu banyak diimpikan para pekerja seks komersil (PSK) ABG yang mangkal di Jakarta. Mereka ingin segera berhenti dari dunia malam, tapi bila mendapatkan suami yang mampu secara materi.
"Saya berhenti kalau dapat jodoh," ujar Indah (18) dengan tawa renyah kepada detikcom beberapa waktu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita kan kalau ditebus dari mami harganya jutaan," timpal Nancy yang mangkal di kawasan Jatinegara ini.
Tapi sialnya, tak sedikit di antara rekan mereka yang sudah keluar dari jerat mami malah jatuh ke tangan suami yang menjual mereka. Ada rekan mereka yang malah diperas suaminya untuk menjual diri.
"Kita nggak mau kaya gitu," tambah Indah.
Para PSK ABG ini berasal dari berbagai daerah. Karena terjerat utang, orang tua mereka terpaksa merelakan anak gadis mereka dibawa para germo. Dengan penghasilan sebagai PSK itu, selain disetor ke para mami juga dikirim ke orang tua di kampung.
Soal jeratan utang yang menimpa PSK ABG dan keluarganya ini diamini pihak Yayasan Kusuma Buana yang biasa melakukan pendampingan. Wisnu, staf program dari yayasan tersebut, mengatakan ada faktor tradisi di daerah tertentu yang memposisikan anak perempuan sebagai aset untuk mendulang rupiah.
"Bahkan dulu ada sistem ijon, anak perempuan sejak SD sudah di-booking oleh sponsor. Dia jadi jaminan utang keluarganya. Makanya ada cerita di satu daerah, kalau seorang bapak sedang mencangkul di sawah lalu mendengar istrinya melahirkan, dia akan tanya dulu anaknya laki-laki atau perempuan. Kalau perempuan, dia akan cepat pulang. Tapi kalau laki-laki cuek saja, diselesaikan dulu pekerjaannya di sawah," kata Wisnu.
(ndr/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini