Misteri-misteri Seputar Muhyaro, Jagal dari Gunung Sumbing

Misteri-misteri Seputar Muhyaro, Jagal dari Gunung Sumbing

- detikNews
Senin, 29 Jul 2013 10:36 WIB
Misteri-misteri Seputar Muhyaro, Jagal dari Gunung Sumbing
Foto: Tri Joko Purnomo/detikcom
Jakarta - Sosok Muharyo (41), warga Dusun Petung, Desa Ngemplak, Kecamatan Windusari, Magelang, tiba-tiba menarik perhatian banyak orang. Tersangka penipuan dengan modus penggandaan uang itu tewas ke jurang saat digelandang polisi. Perwira Polda Jateng Yahya R Lihu gugur karena ikut terseret ke jurang. Lebih mengagetkan, di dekat rumah Muharyo ditemukan 3 mayat.

Ketiga mayat itu, salah satunya merupakan Yulanda Rifan (36), putra guru besar Undip Semarang. Belum jelas seperti apa hubungan Yulanda dengan Muharyo, tapi dari penyelidikan keduanya pernah berkomunikasi. Di sisi lain, keluarga mengaku sama sekali tidak pernah mendengar nama Muharyo.

Dua mayat lainnya belum teridentifikasi hingga saat ini. Kondisi jasad sudah agak rusak, diperkirakan dikubur lebih dari 2 bulan. Untuk memastikan identitas mayat, polisi melakukan autopsi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Muharyo, jagal dari Gunung Sumbing ini tewas Kamis (25/7) lalu. Ada beberapa misteri yang belum terungkap seputar aksi pria beristri dua ini. Berikut beberapa di antaranya.

1. Petani atau Pengganda Uang

Oleh warga setempat, Muhyaro dikenal sebagai petani biasa. Ia menggarap kebun di dekat rumahnya. Rupanya di kebun itulah, ia 'menanam' 3 korbannya.

Oleh polisi, Muhyaro disebut sebagai tersangka penipuan dengan modus penggandan uang. Namun tak dijelaskan bagaimana ia bekerja. Di rumah Muharyo, polisi tak menemukan alat tertentu atau tempat ritual.

2. Kapan Penggandaan Uang Dilakukan?

Rumah Muhyaro (Foto: Tri Joko P/detikcom)
Data di kepolisian, Muhyaro pernah ditangkap polisi dalam kasus pencurian dan penggandaan uang. Namun untuk kasus terakhir yang menewaskan 3 korban, belum terungkap kapan penggandaan uang dilakukan.

Dari penyelidikan polisi, sebelum menghilang Yulanda berkomunikasi dengan Muhyaro. Ia meninggalkan sopirnya di alun-alun Magelang lalu menuju rumah Muhyaro. Diduga, Yulanda dan Muhyaro kenal lama. Terbukti, Yulanda tak khawatir pergi ke rumahnya dengan membawa uang Rp 100 juta.
Β 
Namun keluarga membantah Yulanda kenal dengan Muhyaro. Yulanda pergi ke Magelang untuk menemui Novan, teman SMA-anya.

3. Bagaimana Membunuh Korban

Polisi menemukan 3 mayat di kebun milik Muhyaro, Sabtu (27/7). Salah satu di antaranya adalah dosen Undip Yulanda Rifan yang juga putra guru besar Undip. Polisi belum bisa memastikan bagaimana Muhyaro membunuh korbannya.

Autopsi dilakukan terhadap 2 mayat yang belum dikenali identitasnya. Hingga saat ini, hasil autopsi belum keluar. Sedangkan jenazah Rifan dimakamkan, Minggu (28/7) kemarin.

4. Sendirian atau Sindikat?

Polisi belum mengungkap apakah Muhyaro membunuh korban-korbannya. Juga bagaimana ia membawa korban ke kebun yang berjarak sekitar 100 meter dari rumahnya, lalu menguburnya tanpa diketahui orang lain.

Rumah Muhyaro berada di lereng Gunung Sumbing, sekitar 4,5 km dari puncak. Jarak antardesa dekat tapi terpisah jurang dan perbukitan. Bisa jadi, inilah sebabnya aksi Muhyaro 'nyaris' sempurna.

5. Jumlah Korban

Untuk sementara, korban Muhyaro berjumlah 3 orang. Namun bisa saja jumlahnya bertambah. Sebab diduga kuat praktik penggandaan uang Muhyaro tenar ke luar daerah.Β 

Polisi masih mengembangkan kasusnya. Mereka menyisir rumah Muhyaro selama beberapa hari dan mengecek lokasi penguburan korban serta memeriksa beberapa orang. Namun hingga saat ini titik terang belum didapatkan.
Halaman 2 dari 6
(try/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads