Ketiga mayat itu, salah satunya merupakan Yulanda Rifan (36), putra guru besar Undip Semarang. Belum jelas seperti apa hubungan Yulanda dengan Muharyo, tapi dari penyelidikan keduanya pernah berkomunikasi. Di sisi lain, keluarga mengaku sama sekali tidak pernah mendengar nama Muharyo.
Dua mayat lainnya belum teridentifikasi hingga saat ini. Kondisi jasad sudah agak rusak, diperkirakan dikubur lebih dari 2 bulan. Untuk memastikan identitas mayat, polisi melakukan autopsi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Petani atau Pengganda Uang
|
Oleh polisi, Muhyaro disebut sebagai tersangka penipuan dengan modus penggandan uang. Namun tak dijelaskan bagaimana ia bekerja. Di rumah Muharyo, polisi tak menemukan alat tertentu atau tempat ritual.
2. Kapan Penggandaan Uang Dilakukan?
Rumah Muhyaro (Foto: Tri Joko P/detikcom)
|
Dari penyelidikan polisi, sebelum menghilang Yulanda berkomunikasi dengan Muhyaro. Ia meninggalkan sopirnya di alun-alun Magelang lalu menuju rumah Muhyaro. Diduga, Yulanda dan Muhyaro kenal lama. Terbukti, Yulanda tak khawatir pergi ke rumahnya dengan membawa uang Rp 100 juta.
Β
Namun keluarga membantah Yulanda kenal dengan Muhyaro. Yulanda pergi ke Magelang untuk menemui Novan, teman SMA-anya.
3. Bagaimana Membunuh Korban
|
Autopsi dilakukan terhadap 2 mayat yang belum dikenali identitasnya. Hingga saat ini, hasil autopsi belum keluar. Sedangkan jenazah Rifan dimakamkan, Minggu (28/7) kemarin.
4. Sendirian atau Sindikat?
|
Rumah Muhyaro berada di lereng Gunung Sumbing, sekitar 4,5 km dari puncak. Jarak antardesa dekat tapi terpisah jurang dan perbukitan. Bisa jadi, inilah sebabnya aksi Muhyaro 'nyaris' sempurna.
5. Jumlah Korban
|
Polisi masih mengembangkan kasusnya. Mereka menyisir rumah Muhyaro selama beberapa hari dan mengecek lokasi penguburan korban serta memeriksa beberapa orang. Namun hingga saat ini titik terang belum didapatkan.
Halaman 2 dari 6
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini