Ketika Biksu Berharap Perubahan di Pemilu Kamboja

Laporan dari Kamboja

Ketika Biksu Berharap Perubahan di Pemilu Kamboja

- detikNews
Senin, 29 Jul 2013 04:24 WIB
Foto: Rivki/detikcom
Phnom Penh, - Pemilu di Kamboja sudah berakhir. Kini para parpol peserta pemilu tinggal menunggu hasil penghitungan suara yang diperkirakan rampung pada hari ini. Seorang biksu di Kamboja berharap pemilu kali ini menghasilkan perubahan.

Adalah Oeun Sam Art, seorang biksu yang juga berkecimpung di organisasi interfaith. Dia berharap, pemilu di Kamboja dapat mengubah takdir negaranya dari ketertinggalan menjadi negara yang maju.

Sam mengatakan, seluruh pemuda di Kamboja menginginkan adanya perubahan. Meski tidak secara gamblang apakah Sam mendukung oposisi, dia memberi sinyal kalau era kepemimpinan Perdana Menteri Hun Sen sudah terlalu lama.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya memilih partai untuk yang mau melakukan perubahan," kata Sam, saat ditemui di sebuah TPS di Phnom Penh, Kamboja, Minggu (28/7/2013).

Untuk melakukan perubahan, Sam tidak hanya sebatas ucapan. Dirinya juga ikut mengakomodir para pemuda untuk mengikuti pemilu dan memilih partai yang mau melakukan perubahan.

Meski sudah berusaha untuk mewujudkan perubahan di Kamboja, Sam tetap pesimistis terhadap hasil pemilu ini. "Peluangnya fifty-fifty kalau terjadi perubahan kepemimpinan di Kamboja. Namun jika Hun Sen tetap memilih ya situasi Kamboja akan seperti ini-ini saja," jelas Sam.

Ketidakyakinan Sam terhadap perubahan di Kamboja karena adanya indikasi kecurangan yang dilakukan partai PM Hunsen, Cambodia People Party (CPP).

"Bayangkan saja saya sudah 4 kali ikut pemilu tetapi penulisan nama saya selalu salah. Belum lagi dugaan kecurangan di daerah pinggiran," jelasnya.

Beberapa pengamat di media lokal mengatakan partai oposisi bakal merebut suara besar di ibu kota. Para pemuda diperkirakan menjadi penyumbang terbesar di partai oposisi besutan Sam Rainsy.

Pemilu di Kamboja diramaikan oleh delapan partai politik yang akan memperebutkan sekitar 120 kursi parlemen. Jumlah pemilih di negara ini sekitar sembilan juta orang.

Sementara itu, Ketua Centris Asia Pacific Democrats International (Capdi), Jusuf Kalla, mengatakan pemilu di Kamboja tahun ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.

"Mungkin saja ada intimidasi tapi dengan banyaknya observer internasional di sini apa mungkin bisa terjadi?" jelas JK di kesempatan yang sama.


(rvk/fdn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads