"Haa..ii..heha..a..ot (tadi ngejar angkot)," ujar Bang Dedi kepada istrinya, Kamis (25/7/2013).
"Kenapa ngejar angkot? Hayo, berantem ya? Jangan berantem lah," tanya sang istri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya ditegur saja, ndak usah sampai dikejar," jawab Sukinih.
Memang bahasa yang digunakan Bang Dedi sulit dimengerti, namun Sukinih terlihat begitu lancar bercakap-cakap walaupun Bang Dedi tidak menggunakan isyarat tangan. Sungguh pasangan yang saling pengertian.
"Kami tinggal di sini bertiga sama ibunya Bang Dedi. Ibu sampun sepuh (sudah tua-red) jadi harus ada yang rawat," tutur Sukinih kepada detikcom.
Sukinih bercerita bagaimana mereka menyambung hidup dengan penuh keterbatasan. Untuk membantu keuangan keluarganya, Sukinih berjualan sate kulit ayam, ceker goreng, kepala ayam goreng, dan tempe goreng setiap sore.
"Kalau lagi rame ya bisa satu hari dapat Rp 50.000, Abang juga kalau pas rame bisa bawa pulang Rp 50.000. Dalam sebulan untuk sewa rumah harganya Rp 400.000, ditambah listrik ya jadi Rp 500.000 lah," paparnya.
Sukinih menjelaskan bahwa memang penghasilan mereka tidak seberapa, namun sedikit demi sedikit uang yang mereka kumpulkan mampu membeli sebuah motor dengan roda tambahan seharga Rp 8 juta. Ia juga menegaskan walaupun memiliki keterbatasan, Bang Dedi adalah orang yang bertanggung jawab untuk tetap memberi nafkah bagi keluarga.
"Bang Dedi ini tiap bulan masih menyempatkan untuk kirim uang ke orang tua saya di Ngawi. Biasanya Rp 50.000 sebulan, atau kalau lagi punya uang biasanya bisa kasih Rp 100.000," ujar Sukinih.
Ketika ditanya mengapa mau menikah dengan Bang Dedi, Sukinih menjawab, "Saya juga punya kekurangan, sekujur tubuh saya penuh bekas luka bakar. Nggak mungkin kan saya menikah dengan orang yang gagah dengan kondisi saya begini. Jadi saya milih Bang Dedi yang juga punya kekurangan tapi perhatian, sangat perhatian. Kami jalani kehidupan seperti ini sudah lima tahun," katanya dengan mata yang agak berkaca-kaca.
Bagaimana kisah cinta Bang Dedi dan Sukinih bermula? Ikuti terus kisahnya.
(bpn/gah)