RS Medistra: Tidak Ada Kesalahan dalam Penanganan Mutia
Rabu, 27 Okt 2004 13:35 WIB
Jakarta - Pengelola dan tim dokter Rumah Sakit Medistra membantah adanya dugaan kesalahan maupun malpraktek saat menangani korban bom di Kedubes Australia, Mutia Rahmani Amalia, yang akhirnya meninggal.Bantahan ini disampaikan Direktur RS Medistra dr. Susilawati Bolang dan anggota tim dokter yang menangani Mutia, dr. Harrie Christanto, dalam jumpa di Rumah Sakit Medistra, Jl. Gatot Subroto, Jakarta, Rabu (27/10/2004)."Dari data tidak ada kesalahan. Semua pemberian obat disesuaikan dengan kondisi si pasien. Dan rusaknya ginjal dan liver Mutia bukan karena efek samping dari pembelian obat selama menjalani perawatan di Medistra," kata Susilawati.Dijelaskan Susilawati, selama di Medistra telah dilakukan observasi yang ketat terhadap pasien. Operasi pertama diputuskan pada 25 September 2004, berjalan lancar dan kondisi Mutia menunjukkan keadaan membaik.Sementara Harrie Christanto menjelaskan bahwa operasi di dahi Mutia merupakan operasi ulangan dari yang sebelumnya sudah dilakukan di rumah sakit lain. Operasi ini sifatnya revisi atas operasi sebelumnya. "Kita sudah lakukan operasi sesuai tindakan."Mutia Memaksa PulangSaat pasien minta pulang pada 13 Oktober, lanjut Susilawati, pihak dokter sudah menjelaskan kepada keluarga bahwa pasien masih memerlukan observasi ketat di rumah sakit. Namun keluarga menolak dilakukan observasi lebih lanjut."Dengan resiko-resiko yang sudah dijelaskan tadi, atas keinginan pasien dan keluarga, pasien meninggalkan rumah sakit dengan kondisi yang cukup baik," ujar Susilawati.Ketika ditanya soal luka di kaki Mutia yang mengakibatkan infeksi infeksi paru-paru, pendarahan dan gagal lever yang baru diketahui di RS Elizabeth, Singapura, Susilawati menyatakan saat Mutia memaksa mintak pulang belum dilakukan observasi lebih lanjut."Setiap pasien diobservasi. Belum ada keluhan mengenai luka di kaki. Pada tanggal 13 Oktober itu baru ada keluhan. Kita akan memeriksa lebih lanjut, sayang pasien tidak mau dan menginginkan untuk pulang," ujarnya. Susilawati juga sangat menyayangkan selama tiga hari dari 13 sampai 16 Oktober, yakni sejak pulang dari Medistra sampai kembali dibawa ke Medistra dalam keadaan tidka sadar, pihak RS Medistra tidak mengetahui persis kondisi pasien.Untuk diketahui, Mutia dirawat di RS Medistra sejak 17 September sampai 13 Oktober. Ia dirawat kembali di Medistra, pada 16 Oktober, dan esok harinya dibawa ke RS Elizabeth. Sebelumnya, 9 sampai 17 September, dirawat di RSCM.Ditanya kenapa RS Medistra tidak menahan Mutia agar tidak pulang pada 13 Oktober, Susilawati menyatakan tidak bisa menahan pasien. "Kita tidak menyetujui pasien untuk pulang. Semua sudah dijelaskan oleh dokter," katanya.Lalu dilanjutkannya, "Jadi pasien pulang atas keinginan sendiri dengan resiko-resiko yang sudah dijelaskan oleh dokter. Kita wajib memberi informasi. Karena dia minta pulang, itu haknya. Kita sudah melakukan upaya yang maksimal untuk menahan pasien."Mengenai medical record Mutia, Susilawati menyatakan tidak bisa membeberkannya karena belum ada izin dari keluarga Mutia.
(gtp/)