Sepatu dengan merek Semar 1 Kedungpane buatan Agus itu terpajang rapi di salah satu stan pasar murah yang digelar di Gedung Gubernur Jawa Tengah. Agus mengatakan keahlian membuat sepatu tersebut merupakan binaan dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Semarang selama 6 minggu.
"Saya mulai dari nol. Awalnya susah, tapi setelah 6 minggu sudah bisa," kata Agus di gedung Gubernur Jateng, Jl Pahlawan, Semarang, Rabu (24/7/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Lapas Kedungpane Semarang Ibnu Chuldun mengatakan, sepatu kulit buatan warga binaan tersebut sudah melalui uji kualitas oleh Balai Pengembangan Persepatuan Indonesia di Sidoarjo bulan Maret lalu.
"Kita berhasil membuat terobosan produksi. Dalam uji kualitas, skornya 6,80 artinya sudah baik dari segi kualitas," tandasnya.
Menurut salah satu konsumen, Priyanto, sepatu buatan warga binaan Lapas Kedungpane lebih ringan dari sepatu sejenis. Bahkan setelah melihat demonstrasi sepatu yang disulut api oleh penjaga stan, Priyanto semakin mengagumi sepatu Semar 1 Kedungpane.
"Bahannya ringan dan sepertinya kuat. Seharusnya ada showroom di depan lapas," katanya.
Pelanggan sepatu tersebut hingga saat adalah sejumlah instansi seperti kepolisian, kemenkumham, BPN, dan BRI. Sedangkan harga yang dipatok adalah Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribuan.
Dengan keahlian membuat sepatu kulit, Agus yang satu bulan lagi bebas dari Lapas Kedungpane itu berencana membuat usaha pembuatan sepatu. Namun terlebih dulu ia akan melanjutkan usaha batiknya yang sudah berjalan.
"Ingin meneruskan keahliannya. Tapi di rumah sudah ada usaha batik," tutur Agus.
(alg/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini