Menag Ingin Ada Tradisi Baru dalam Setiap Sidang Isbat

Menag Ingin Ada Tradisi Baru dalam Setiap Sidang Isbat

- detikNews
Rabu, 24 Jul 2013 00:27 WIB
Jakarta - Menteri Agama Suryadharma Ali menyinggung soal pelaksanaan sidang isbat dalam menentukan 1 Ramadan atau 1 Syawal yang kerap jadi polemik. Suryadharma ingin ada tradisi baru dalam sidang itu untuk lebih informatif sebelum mengambil keputusan.

"Ke depan terutama yang akan kita hadapi sidang isbat 1 Syawal alangkah baiknya sekitar pukul 13.30 WIB saat pra sidang ada semacam seminar yang bahas berbagai aspek penentuaan awal bulan," kata Suryadharma Ali saat gelar buka puasa bersama di kediamannya, Jalan Widya Candra II, Jakarta Pusat, Selasa (23/7/2013).

Menurutnya, perlu ada sesi dimana masing-masing kalangan atau ormas memberikan pendapat soal metode dan landasan dalam penentuan 1 syawal. Sehingga diharapkan bisa saling memahami.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Misal apakah hisab dan ru'ya itu berbeda atau bertentangan. Ada juga yang pertanyakan mengapa awal bulan selalu sidang isbat, bukankah untuk 100 tahun yang akan datang tahu kapan awal Ramadan dan awal Syawal," tuturnya.

Perbedaan-perbedaan itu menurutnya bisa disampaikan, sehingga saat malam sidang isbat digelar bisa saling memahami satu sama lain sebelum diambil keputusan.

"Tentu masyarakat perlu tahu bagaimana cara menghitung (penentuan awal bulan). Maka dengan terungkapnya cara menghitung itu akan lebih mempersatukan cara-cara yang berbeda itu," ujarnya.

Tapi Ketua Umum PPP itu justru mengatakan keputusan tetap ada di tangan pemerintah. Artinya sama dengan yang lalu, yang berbeda hanya ada sesi 'sharing' sebelumnya.

"Ketika sidang isbat seharusnya perbedaan itu hilang menyatu menjadi apa yang diputuskan pemerintah sebagai ulil amri," ucapnya.

"Singkat kata saya berharap kita mulai ada sidang isbat menentukan awal 1 syawal itu bisa kita ubah tradisinya jadi sesuatu yang lebih informatif," imbuh Surya.

(rvk/fjp)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads