Sri sendiri baru mengetahui keterlibatan suaminya ketika petugas kepolisian mendatangi kediamannya di Desa Penjor, Pagerwejo, Tulungagung, beberapa jam setelah pengungkapan berlangsung, Senin (22/7/2013). Pihak kepolisian menerangkan kepadanya bahwa Dayah dan Rizal adalah teroris yang selama ini menjadi incaran aparat.
Supari kesehariannya bertugas sebagai Kepala urusan Kesejahteraan (Kaur Kesra) Desa Penjor. Selain itu, dia juga dikenal sebagai da'i yang menangani urusan keagamaan di desa tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sri menuturkan, sehari sebelumnya Rizal datang ke rumahnya bersama seorang rekan dan mencari suaminya. Karena Supari tidak ada di rumah maka tamu itu pun kembali menuju Masjid Suhada yang tidak jauh dari rumahnya.
Rizal, satu dari dua terduga teroris yang tewas ditembak, sempat menjadi imam terawih pada Sabtu malam. Supari sempat mengajak dua terduga teroris ini makan sahur bersama.
"Paginya minta diantar ke terminal, pada pagi hari sekitar pukul 07.30 WIB. Bapak hanya Ingin membantu, karena jarak Penjor ke halte bus di Tulunggung cukup jauh," ujarnya.
Sementara Mugi Hartanto, yang berada dalam warung kopi saat penggerebekan Densus 88, hanya kebetulan melintas. Dwi diminta untuk mengantarkan teman Rizal, sebab sepeda motor mereka hanya ada satu unit.
"Dari pada mengojek dan bayar, lebih baik numpang," kata perempuan 41 tahun ini.
(bdh/ahy)