"Rencana pindah sih ada kalau saya sendiri, masa mau di sini terus. Cuma warga lain kan belum tentu," kata Beben saat ditemui di Kampung Melayu, Senin (22/7/2013).
Saat bulan Ramadan tiba, ia dan beberapa warga Kampung Melayu lainnya terpaksa berpuasa di tengah kepungan air. Namun, itu tak menyurutkan semangat mereka menjalankan puasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga lainnya, Nasrul mengatakan, banjir terparah terjadi pada tahun 2002. Tahun 2012 lalu banjir terjadi setiap dari awal puasa hingga menjelang lebaran.
"Biasanya nggak ke mana-mana, warga di lantai dua. Kita bahagia berjuang. Kita ngungsi tunggu ketinggian air sampai loteng," ujar Nasrul yang tinggal di Kampung Melayu sejak 1995 itu.
Beben menambahkan, warga enggan mencari tempat tinggal lain karena sebagian besar bekerja sebagai pedagang di pasar yang letaknya tak terlalu jauh dari lokasi banjir. Sempat pemerintah akan merelokasi mereka ke Cakung, hanya saja warga lebih memilih bertahan.
"Kemarin juga pas 5 hari puasa Pak Jokowi ke sini bahas relokasi itu. Cuma ya itu, warga kesusahan kalau jauh. Padahal saya sih setuju-setuju saja. Masa mau sampai tua di sini," tambahnya.
Hujan yang mengguyur Jakarta sejak Minggu (21/7) malam hingga Senin pagi menyebabkan sebagian kawasan ibukota terendam banjir. Kampung Melayu termasuk daerah yang terkena banjir, ketinggian di daerah ini mencapai 1,5 meter.
(rna/nrl)