"Baliho itu harus diralat, karena bukan guyonan!" kata Marwan saat dihubungi, Senin (21/7/2013).
Marwan mengatakan baliho itu tak sesuai dengan nilai-nilai perjuangan PKB. Menurut dia, tak seharusnya kepanjangan PKB diubah menjadi 'Partai Ksatria Bergitar'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya Dewan Syuro PKB mengonfirmasi memasang baliho ksatria bergitar di wilayah Warung Buncit, Jaksel. Baliho itu bagian dari usaha PKB untuk menarik simpati pemilih mengambang atau swing voter.
"Itu kan bagian dari ikhtiar. Ikhtiar kan tidak dengan satu jalan. Kita kan nasional, konstituen memang jelas orang NU, tapi swing voter kan bisa siapa saja. Ini bagian dari ikhtiar untuk pemilih mengambang itu," kata Wakil Ketua Dewan Syuro PKB, Ali Maschan Moesa, saat dihubungi.
Rhoma Irama juga telah mengamini bahwa dirinya memang menjadi ikon PKB. Selaku vote getter, Rhoma juga sudah merestui penggunaan gambar ksatria bergitar itu.
Rhoma juga tak membantah bahwa pemasangan baliho itu, selain untuk mengkampanyekan PKB, juga mengkampanyekan dirinya untuk maju sebagai Capres. Rhoma memang disokong PKB untuk maju sebagai Capres 2014.
"Insya Allah itu benar," jelas Rhoma. Rhoma tak mau berkomentar lebih banyak.
(trq/mad)