Dari penelusuran detikcom, Sabtu (20/7/2013), sebutan ksatria bergitar untuk Rhoma tidak terlepas dari film yang dibintanginya pada tahun 1984. Film tersebut berjudul Satria Bergitar, dan disutradarai oleh Nurhadie Irawan.
Dalam film ini dikisahkan seorang musafir yang diperankan Rhoma bertemu dengan seorang raja yang terguling dari tahtanya bernama Wasid Aron. Rhoma pun berhasil memualafkan raja tersebut dan menjalin hubungan dengan putri raja, Hayatun Nufus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nah, saat memasuki istana, ada adegan Rhoma menunggangi kuda putih dan membawa gitar. Rhoma memilih menyamar sebagai seniman dan berhasil mengembalikan tahta sang raja yang terguling.
Rhoma pun meninggalkan kerajaan Wasid dan kembali menjadi musafir. Sang raja kemudian menyebut Rhoma sebagai ksatria bergitar dengan kalimat 'Gitar senjatanya, syair fatwanya, dalam menegakan kebenaran'.
Film ini disebut-sebut film terbaik Rhoma Irama di sela-sela penjualan lagu-lagunya. Tercatat pada tahun 1984 penggemar Rhoma mencapai 10 persen dari total penduduk Indonesia atau 15 juta orang.
Film Satria Bergitar dianggarkan sebesar Rp 750 juta saat itu, tapi film belum selesai sudah berhasil meraup Rp 400 juta dari pialang. Hingga saat ini, sosok Rhoma membawa gitar, menaiki kuda putih, dan bersorban tetap melekat di citra sang raja dangdut.
(vid/ndr)