Barry Prima dan 'Misbar', Kenangan ala Layar Tancap

Barry Prima dan 'Misbar', Kenangan ala Layar Tancap

- detikNews
Kamis, 18 Jul 2013 07:46 WIB
Jakarta - Aktor yang paling ditunggu penonton di layar tancap tak lain Barry Prima. Film-filmnya Barry, di era '80-an kala layar tancap di masa periode emas, tak pernah absen. Penikmat layar tancap anak-anak, tua muda selalu meminta aksi Barry.

Sekelumit kenangan itu pasti masih di memori penikmat layar tancap. Tentu tak terkecuali Janim (52), pengusaha bisnis layar tancap di Depok yang masih eksis ini. Dia mengingat-ingat kenangan indah layar tancap. Layar tancap Janim mencoba bertahan, tak heran kadang bila tak ada panggilan dia menjadi ojek motor.

Layar tancap sejatinya masih digemari masyarakat. Tidak hanya warga pinggiran, masyarakat kota pun masih banyak yang menyewa jasa layar tancap untuk mengisi berbagai acara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sesuai dengan namanya, layar tancap biasa digelar di lapangan terbuka menggunakan layar dari kain putih yang ditancap di atas tanah dengan bambu. Acara biasanya diadakan malam hari saat cuaca tidak hujan.

Umumnya, para pemilik usaha layar tancap tidak mau menerima tawaran saat sedang hujan. Hal itu diakui oleh pengusaha 'bioskop keliling' asal Depok, Janim.

Ia menuturkan, hujan bisa merusak alat-alatnya. "Nggak berani muter nunggu berhenti dulu takut kena air, nanti lampunya meletus kalau kena air," jelas Janim saat bercakap-cakap dengan detikcom di rumahnya, kawasan Cilangkap, Tapos, Depok, Jawa Barat, Rabu (17/7/2013).

Kerusakan alat itu menjadi alasan mengapa penonton harus 'misbar' atau gerimis bubar jika tiba-tiba hujan. Istilah misbar di kala layar tancap berjaya, saat itu umum dikenal. Meskipun film sudah setengah main, kalau gerimis turun, Janim akan segera merapikan peralatannya. Setelah hujan reda baru film dilanjutkan demi keamanan barang usaha miliknya.

"Kalau lagi setengah main terus hujan ya terpaksa berhenti dulu nanti lanjut lagi, daripada rusak, nangis saya," ujar pria yang terjun ke bisnis layar tancap sejak 1970-an ini.

Janim mengatakan bahwa lampu penerangan film tidak boleh kena air sedikitpun. Harga lampu juga tidak murah bisa mencapai Rp 500 ribuan. Maka dari itu, bapak dua anak ini sangat menjaga keamanan dari peralatannya. Ia bersyukur selama bergelut di layar tancap, tidak pernah sekalipun mengalami kerusakan lampu akibat hujan.

"Saya belum pernah mengalaminya, jangan sampai, bisa diomelin nanti sama yang punya hajat kalau nggak ada lampu soalnya nggak bisa nyala filmnya," tuturnya diakhir perbincangan.

(aln/ndr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads