"Ini masih kita evaluasi terus. Namun dari segi kualitas, wilayah Tangerang Kabupaten itu yang paling rawan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Rikwanto kepada wartawan, di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (17/7/2013).
Daerah rawan kejahatan yang menduduki posisi kedua yakni Jakarta Timur dan posisi ketiga adalah Jakarta Selatan. Daerah-daerah ini adalah kawasan dengan posisi teratas dari segi peningkatan kualitas kejahatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dalam curas ini, pelaku biasanya menggunakan kekerasan atau senjata dalam aksinya. Senjatanya bisa senjata tajam, kayu, batu atau senjata api atau segala sesuatu yang digunakan untuk melumpuhkan korbannya," kata Rikwanto.
Rikwanto melanjutkan, kejahatan-kejahatan tersebut diprediksi mengalami peningkatan, terutama menjelang lebaran. "Iya, ada peningkatan menjelang Lebaran ini," katanya.
Secara kualitas, peningkatan kejahatan ditandai dengan tren penggunaan senjata api. Pelaku kejahatan yang tadinya hanya menggunakan senjata tajam, kata dia, kini beralih menggunakan senjata api.
"Senjata api yang digunakan para pelaku kejahatan ini biasanya senjata api ilegal atau rakitan, yang diperoleh dari pasar gelap," ungkapnya.
Ia menambahkan, secara geografis, ketiga lokasi tadi menjadi lokasi yang paling rawan kejahatan karena dianggap pelaku sebagai lahan yang aman untuk beroperasi.
"Ini dipengaruhi karena wilayahnya termasuk wilayah penyangga. Tingga di situ kos murah, sehingga dimanfaatkan oleh pelaku kejahatan," kata dia.
Sementara itu, dari segi kuantitas, wilayah yang paling rawan kejahatan yakni wilayah Bekasi Kabupaten. "Angka kejahatannya banyak, tetapi dari dari segi kualitas tidak begitu signifikan," ucapnya.
Mengantisipasi kerawanan ini, Polda Metro Jaya dan jajaran Polres terus melakukan patroli dan juga kring serse di titik-titik yang dianggap rawan. Utamanya menjelang lebaran, Polda Metro Jaya gencar melakukan operasi tertutup bersandikan Operasi Cipta Kondisi dan Pekat Jaya 2013.
(mei/nal)