Menurut hitungan survei PDB, pendukung pencapresan Mega dan Jokowi di internal PDIP relatif sama kuat. "Di internal PDIP, suara Jokowi vs Mega relatif seimbang," kata Chairman PDB, Didik J. Rachbini, dalam paparan survei di Hotel Grand Sahid Jaya, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu (17/7/2013).
Survei ini dilakukan dari tanggal 11 Juni s/d 18 Juni 2013. Wawancara dilakukan secara tatap muka dengan menggunakan kuisioner terstruktur terhadap 1.200 responden di 30 provinsi di Indonesia. Usia minimum responden adalah 17 tahun atau sudah menikah. Penelitian ini memiliki margin of error 2,8 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun dari periode Januari-Juni, kenaikan elektabilitas Jokowi paling tinggi dibandingkan Mega dan calon presiden lainnya. Dalam kategori capres yang paling disukai, Jokowi juga berada di urutan pertama. Jokowi disukai oleh 77,90% publik jauh di atas Megawati 57,82%.
Survei ini juga memunculkan Aburizal Bakrie menjadi capres yang paling diingat publik. Nama Aburizal Bakrie menjadi nama yang disebut pertama kali oleh 21,82 % masyarakat Indonesia. Sementara Prabowo Subianto menjadi capres yang paling sering disebutkan oleh publik. Nama Prabowo Subianto menjadi nama yg paling sering disebut oleh 37,4% publik, diikuti Ical (32,1%) dan Mega (30,9%).
Sementara Megawati muncul menjadi calon presiden yang paling dikenal publik. Megawati dikenal oleh 92,65% publik diikuti oleh Jusuf Kalla 89,32%. Sedangkan Jokowi berada di urutan ketiga dengan tingkat popularitas 86,15%.
Lalu siapa yang akan dicapreskan PDIP? "PDIP mau ikut suara partai apa suara rakyat? Ini akan membingungkan. Tapi kita tidak akan ikut campur urusan partai. Media sudah begitu kuat," katanya.
(iqb/van)