Ucok mengaku awalnya ia mengaku sebagai anggota Polda DIY. "Saya mau bertemu Dicky untuk mencari informasi tentang Marcel. Tapi setelah di dalam (lapas) sepertinya mereka tahu penyamaran kami," kata Ucok di Pengadilan Militer Yogyakarta, Jl Ringroad Timur Banguntapan Bantul, Selasa (16/7/2013).
Ucok kian panik manakala posisi Dicky cs tak kunjung ditemukan. Padahal ia sudah mondar-mandir di sejumlah sel sambil meneriakkan nama Dicky. Kemudian, ia melihat temannya menuju satu ruang sel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ucok tidak serta merta masuk ke sel. Ia mengaku sempat khawatir akan keselamatan dirinya jika memaksakan diri masuk sel. Akhirnya, ia masuk dalam posisi siaga.
"Dan benar saja ada benda melayang ke arah saya dan menyebabkan luka di bahu," kata Ucok. Dalam sidang-sidang sebelumnya, Ucok menyebut dirinya dipukul dengan menggunakan kruk atau alat bantu berjalan kaki.
Merasa mendapat ancaman, Ucok secara refleks mengarahkan moncong senjata AK yang ditentengnya ke orang yang diduga melemparkan sesuatu dan menarik picunya. Dor..dor!
"Karena saya pernah mendapat pendidikan pertempuran jarak dekat, secara refleks saya melakukan tembakan doubel tap (tembakan ganda). Tapi saya tidak ingat berapa kali," tegasnya.
Tembakan refleks Ucok mengenai Hendrik Benyamin Sahetapi alias Dicky, Adrianus Candra Galaja alias Dedi, dan Yohanes Juan Manbait alias Juan. Seorang yang sempat bersembunyi, Gameliel Yermiyanto Rohi Riwu alias Adi, dieksekusi setelah Ucok mengganti magasin senjatanya yang sempat macet. 4 Tersangka kasus penganiayaan Serka Heru Santoso itu tewas seketika.
(try/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini