"Di tengah buruknya citra partai politik akibat terlibat kasus-kasus korupsi, ternyata Partai Hanura dan Partai Gerindra masih dipersepsikan publik sebagai partai yang relatif 'bersih' atau partai yang kadernya jarang tersangkut kasus korupsi," kata Peneliti LSN Dipa Pradipta dalam pemaparan hasil survei di Hotel Grand Menteng, Jalan Matraman, Jakarta Timur, Selasa (16/7/2013).
Survei itu dilakukan tanggal 1-10 Mei 2013 di 33 propinsi seluruh Indonesia. Populasi survei adalah seluruh warga negara Indonesia minimal berusia 17 tahun dengan responden 1.230 orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik wawancara tatap muka dengan bantuan kuesioner. Responden terdistribusi 50 persen laki-laki dan 50 persen perempuan. Hasil survei ini juga dilengkapi dengan riset kualitatif berupa media analisys dari sejumlah surat kabar nasional dan daerah.
Sementara, hasil survei itu juga menunjukkan PKS dan Partai Demokrat berada di urutan terbawah dengan presentase sama sebesar 0,6 persen. Menurut Dipa, sebetulnya Demokrat relatif lebih diuntungkan, karena pemberitaan soal korupsi saat ini lebih massif kepada PKS.
Hal itu menurutnya ditunjukkan dalam elektabilitas parpol dimana Demokrat masih lebih unggul dengan 6,1 persen dibandingkan PKS 3,8 persen. "Dengan pemberitaan korupsi yang tidak begitu massif, akhirnya persepsi terhadap parpol dan aktor cenderung membaik," tuturnya.
"Faktor korupsi pada PKS jelas sangat mempengaruhi (elektabilitas), isu yang digulirkan kepada Demokrat meredam sehingga persepsi publik kepada Demokrat cenderung membaik," lanjutnya.
(iqb/van)