"Semua teroris berbahaya, tapi ada satu namanya Fadli Sadama," jelas Kepala BNPT Ansyaad Mbai di Kantor Menko Polhukam, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Jumat (12/7/2013).
Menurut Ansyaad, Fadli diketahui masih belum tertangkap. "Ya itu salah satu yang lolos," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fadli menggunakan uang penjualan narkoba untuk kegiatan teroris dan perampokan di Medan. Uang hasil perampokan itu dipakai untuk membeli senjata.
Fadli Sadama berhubungan baik dengan jaringan terorisme di Asia Tenggara bahkan Al Qaeda. Fadli juga diduga memiliki hubungan erat dengan kelompok separatis di Thailand Selatan dan Malaysia. Di Malaysia Fadli bekerjasama untuk pengadaan senjata yang akan dibawa ke Indonesia. Di Thailand, Fadli bekerjasama dengan Patani United Liberatation Organization (PULO) dan mempunyai kontak dengan kelompok teroris di Thailand Selatan.
Fadli akhirnya dijatuhkan hukuman 11 tahun penjara atas perampokan bank CIMB Niaga pada 18 Agustus 2010. Tak hanya itu, Fadli juga dinyatakan bertanggung jawab atas keberadaan sejumlah senjata api yang dipergunakan dalam perampokan. Fadli tercatat juga bertanggungjawab atas penyerangan ke Polsek Hamparan Perak di Kabupaten Deli Serdang, Sumut menyebabkan tiga polisi meninggal dunia.
(bil/ndr)