"Yang penting kalau sore buka, (kalau pagi) sahur, hehehe itu saja. Buat apa harus pasang-pasang spanduk?" kata Jokowi dengan logat Solonya yang kental, menjawab pertanyaan wartawan di Gedung Balaikota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (12/7/2013).
Menurutnya memasang spanduk dalam rangka menyambut Ramadan tersebut tidak ada gunanya. "Nggak pernah saya pasang muka saya di spanduk, nggak mau. Manfaatnya apa?" tutur pria 52 tahun ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menurut saya jangan seperti itu. Masak masang wajah kita muncul di bandara padahal di situ yang dipromosiin pariwisata. Masa pariwisata yang nongol gubernurnya. Yang harusnya nongol kan tempat-tempat pariwisatanya," jelasnya.
Wajah Jokowi di dalam baliho hingga saat ini memang sulit ditemui, bahkan dalam event-event khas Jakarta seperti HUT DKI Jakarta 22 Juni lalu.
(rni/nrl)