Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Rikwanto mengatakan lokasi yang mejadi sasaran operasi tidak hanya dilakukan di terminal-terminal, tetapi juga di lokasi yang dianggap rawan akan terjadinya tindak pidana premanisme.
"Kita akan lakukan terus razia ini. Lokasi seperti perempatan, tikungan atau tempat lain yang diduga jadi tempat premanisme juga menjadi sasaran operasi," jelas Rikwanto kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (11/7/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam Operasi Cipta Kondisi dan Operasi Pekat yang dilakukan secara serentak pada Rabu (10/7) kemarin, polisi mengamankan 39 orang yang diduga preman. Puluhan orang itu diamankan di Terminal Pulogadung, Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur dan Terminal Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
Di Terminal Pulogadung, polisi mengamankan 24 orang, sementara di Terminal Kampung Rambutan diamankan 7 orang dan di Terminal Lebak Bulus diamankan 8 orang. "Sehingga total ada 39 orang yang diamankan," kata Rikwanto.
Rikwanto melanjutkan, dari 39 orang ini ada yang bekerja sebagai calo, timer, sopir tembak dan pengamen. Puluhan orang ini kemudian dilakukan pendataan di Direktorat Reserse Kriminal Umum.
"Didata, difoto dan tidak ditemukan hal-hal yang bisa dikaitkan dengan hal-hal pidana atau berkaitan dengan undang-undang darurat, sehingga kita kembalikan lagi ke masyarakat dan dinasehati," jelas Rikwanto.
Sementara itu, Rikwanto mengatakan, dalam rangka cipta kondisi ini polisi tidak hanya menyasar preman. Penggunaan petasan dan aksi kebut-kebutan juga menjadi sasaran operasi.
(mei/nal)