Jejak Diponegoro dan Tongkat 'Sakti' dari Sumut di Museum Nasional

Jejak Diponegoro dan Tongkat 'Sakti' dari Sumut di Museum Nasional

- detikNews
Kamis, 11 Jul 2013 16:41 WIB
Jakarta - Berbagai benda unik ada di Museum Nasional. Benda itu peninggalan bersejarah, yang memiliki nilai historis. Ada juga benda itu yang konon katanya sakti. Wah!

Salah satu koleksi yang disimpan di museum ini yakni tongkat 'Tunggal Panaluan' dari daerah Sumut. Tongkat ini bukan sembarang tongkat, karena di tempat asalnya dipercaya memiliki tuah.

"Tongkat ini dipakai untuk acara pemanggilan hujan, upacara menolak wabah penyakit, penangkal racun, mencari sumber mata air, meminta anak, dan dapat melacak pencuri," jelas staf museum Junadi saat ditemui, Rabu (10/7/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tongkat ini kini tersimpan di museum ditaruh di lemari kaca. "Tongkat ini terbuat dari kayu khusus Hau Donggal atau piu-piu tangguli. Tongkat pemberian dr J. Knebbel pada 12 Februari 1910," terang Junadi.

Tak hanya tongkat saja, ada juga pelana kuda Pangeran Diponegoro. Dahulu pelana ini sempat melanglang buana ke negeri Belanda. Pelana ini dibawa kompeni ke negerinya sebagai barang sitaan. Hingga akhirnya dikembalikan ke Indonesia.

"Pelana itu memang digunakan oleh beliau saat perang," jelas staf museum Mugi memberi penjelasan.

Sayangnya pelana itu tak bisa ditunjukkan karena disimpan. Lokasi tempat penyimpanan pelana tengah dalam perbaikan.

Ada juga koleksi patung Budha Bhairawa. Patung ini bagi orang tertentu dianggap suci karena diperkirakan sebagai wujud Adityawarman.

"Ini patung tertinggi di Museum Nasional dan diperkirakan tertinggi se-Indonesia. Dari abad ke 4 masehi tingginya 4 meter," urai Mugi.

Ada juga arca lainnya yang tersimpan peninggalan kerajaan Hindu atau Budha dahulu. Kadang wisatawan asing dari China, Thailand, dan lainnya memberi penghormatan di arca tersebut.

Selain benda bersejarah itu, yang lainnya ada juga keris milik raja-raja Jawa, tombak, dan juga meriam dengan berbagai ukuran. Konon ada meriam keramat yang pada tahun '80-an masih ada orang yang membakar kemenyan di sekitar meriam itu.

Mugi menjelaskan, pihak museum tak melihat suatu benda sebagai benda keramat. Benda yang disimpan pastinya memiliki nilai historis.

(aln/ndr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads