Penutupan ini diinfokan oleh Abdillah Onim, relawan Indonesia untuk Palestina yang menetap di Gaza. Onim mengatakan penutupan pintu perbatasan Rafah sudah dilakukan sejak Jumat (5/7) kemarin.
"Tidak diperkenankan bagi siapa saja yang masuk ke Gaza ataupun warga Gaza yang ingin bepergian keluar. Bahkan pasien yang ingin berobat keluar dari wilayah Gaza pun tidak diperkenankan," ujar Onim dalam surat elektronik yang diterima detikcom, Sabtu (6/7/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pintu resmi ditutup, terowongan jalur ilegal pun ditutup. Stok bahan makanan yang beredar di toko dan pasar tradisional sudah mulai berkurang. 1,8 Juta jiwa warga Gaza, 47 persennya pengangguran. Terdapat 5.000 lebih janda, 7.000 lebih anak yatim, 99% makan dan minum mengandalkan terowongan," tutur Onim yang beristrikan warga Gaza ini.
Meski baru resmi ditutup Jumat kemarin, tanda-tanda akan ditutupnya perbatasan sudah nampak sejak Presiden Mesir Mohamed Morsi dikudeta Rabu (3/7) lalu. Makin diperparah dengan ditemukannya satu tentara Mesir yang tewas terbunuh di Provinsi Sinai, tempat kota Rafah berada, Jumat kemarin.
"Sepertinya ini babak baru untuk melanjutkan blokade yang masih berlangsung di Gaza, krisis kemanusiaan serta krisis BBM kian memperburuk kondisi Gaza serta biaya hidup yang sangat tinggi," tandas Onim.
(trq/ita)