"Saya dilahirkan di tanah pertanian. Saya 3 bersaudara dibesarkan di lingkungan dengan pepohonan yang asri, bersih, dan hijau. Setelah dewasa, saya nikah dengan perwira Angkatan Darat, lalu saya pindah ke Jakarta," kata Harini (81) bercerita soal inspirasi kampung hijau saat ditemui detikcom, Rabu (3/7/2013).
Dia bertutur, kala itu kawasan Cilandak masih penuh hutan karet. Lama kelamaan banyak bangunan perumahan, hingga kemudian gedung perkantoran. Bayangan Harini soal kampung hijau buyar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Waktu itu, awalnya dia mengajak ibu-ibu yang masih buta huruf untuk dididik di rumahnya. Selain agar bisa baca tulis, Harini mengajak mewujudkan kampung hijau.
"Saya bilang, 'yuk jadikan kampung ini kampung hijau yang banyak pohon' terus ibu-ibu setuju. Saya waktu itu menjabat sebagai ibu RT mulai menghijaukan RT ini dulu. Saya kemudian masuk jadi anggota PKK. Saya punya program yaitu pelestarian lingkungan hidup. Karena kan lingkungan yang indah, bersih, hijau, segar juga membuat sehat penghuninya," terang Harini bercerita awal mula realisasi kampung hijau pada 1986 lalu.
Kemudian 10 tahun membangun kampung hijau, pada 1996 ada staf UNESCO yang mengetahui soal keberadaan kampung itu. Daerah itu kemudian dijadikan percontohan, pilot project pengelolaan limbah rumah tangga dan menjadikan kampung asri ramah lingkungan.
"Mereka membiayai program kami untuk mengolah sampah, sampai tahun 2003 itu," jelasnya. Di setiap rumah warga selalu ada pot bunga dengan anek tanaman.
Setelah ada pengelolaan sampah terpadu itu barulah, kampung itu semakin dikenal, apalagi mulai masuk TV, koran, dan majalah. "Karena cuma kampung kami yang punya program seperti ini. Kami melakukan konsep 3R (reuse, reduce, recycle) ditambah 1 jadi 4R, re planting ya penghijauan," tuturnya.
Setelah UNESCO memberi bantuan, ada juga warga yang dikirim ke Singapura dan negara lain guna belajar soal kampung hijau. Setelah itu, kini kampung Banjarsari menjadi rujukan.
"Dari Thailand, Malaysia, Jepang, dari Belgia kemarin juga datang. Orang-orang bule itu kan mau juga lihat program go green milik kita," tuturnya.
Harini kini tak lagi menjabat sebagai Ketua RT. Dia lebih banyak memberi motivasi. Harapan tetap ada di kepalanya, dia ingin kampung Banjarsari tetap bersih dan menjadi contoh negara lain.
"Dari Banjarsari ini sekarang sudah ada 25 titik kampung asri. Banyak juga yang lebih bagus dari Banjarsari. Ya mengikuti tentunya lebih mudah daripada memulai ya. Sekecil apapun kalau kita sungguh-sungguh ya pasti ada hasil," pesannya.
(ndr/ndr)