Mimpi Kampung Hijau nan Asri dari Cilandak

Mimpi Kampung Hijau nan Asri dari Cilandak

- detikNews
Kamis, 04 Jul 2013 13:38 WIB
Jakarta - Jakarta sudah identik dengan gedung-gedung dan perumahan. Jadi kalau ada kampung asri nan hijau tentu menjadi tanda tanya. Tapi tak perlu heran dengan Kampung Banjarsari, Cilandak, Jaksel. Kampung hijau ini bahkan sudah menjadi bahan rujukan orang asing.

"Saya dilahirkan di tanah pertanian. Saya 3 bersaudara dibesarkan di lingkungan dengan pepohonan yang asri, bersih, dan hijau. Setelah dewasa, saya nikah dengan perwira Angkatan Darat, lalu saya pindah ke Jakarta," kata Harini (81) bercerita soal inspirasi kampung hijau saat ditemui detikcom, Rabu (3/7/2013).

Dia bertutur, kala itu kawasan Cilandak masih penuh hutan karet. Lama kelamaan banyak bangunan perumahan, hingga kemudian gedung perkantoran. Bayangan Harini soal kampung hijau buyar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dulu tuh tadinya ini hutan karet, tapi lama kelamaan mulai banyak bangunan. Jadi kampung padat penduduk. Saya ingin menjadikan kampung ini balik kayak lingkungan dulu lagi. Saya kan punya bakat guru, jadi saya ngumpulin ibu-ibu," tuturnya.

Waktu itu, awalnya dia mengajak ibu-ibu yang masih buta huruf untuk dididik di rumahnya. Selain agar bisa baca tulis, Harini mengajak mewujudkan kampung hijau.

"Saya bilang, 'yuk jadikan kampung ini kampung hijau yang banyak pohon' terus ibu-ibu setuju. Saya waktu itu menjabat sebagai ibu RT mulai menghijaukan RT ini dulu. Saya kemudian masuk jadi anggota PKK. Saya punya program yaitu pelestarian lingkungan hidup. Karena kan lingkungan yang indah, bersih, hijau, segar juga membuat sehat penghuninya," terang Harini bercerita awal mula realisasi kampung hijau pada 1986 lalu.

Kemudian 10 tahun membangun kampung hijau, pada 1996 ada staf UNESCO yang mengetahui soal keberadaan kampung itu. Daerah itu kemudian dijadikan percontohan, pilot project pengelolaan limbah rumah tangga dan menjadikan kampung asri ramah lingkungan.

"Mereka membiayai program kami untuk mengolah sampah, sampai tahun 2003 itu," jelasnya. Di setiap rumah warga selalu ada pot bunga dengan anek tanaman.

Setelah ada pengelolaan sampah terpadu itu barulah, kampung itu semakin dikenal, apalagi mulai masuk TV, koran, dan majalah. "Karena cuma kampung kami yang punya program seperti ini. Kami melakukan konsep 3R (reuse, reduce, recycle) ditambah 1 jadi 4R, re planting ya penghijauan," tuturnya.

Setelah UNESCO memberi bantuan, ada juga warga yang dikirim ke Singapura dan negara lain guna belajar soal kampung hijau. Setelah itu, kini kampung Banjarsari menjadi rujukan.

"Dari Thailand, Malaysia, Jepang, dari Belgia kemarin juga datang. Orang-orang bule itu kan mau juga lihat program go green milik kita," tuturnya.

Harini kini tak lagi menjabat sebagai Ketua RT. Dia lebih banyak memberi motivasi. Harapan tetap ada di kepalanya, dia ingin kampung Banjarsari tetap bersih dan menjadi contoh negara lain.

"Dari Banjarsari ini sekarang sudah ada 25 titik kampung asri. Banyak juga yang lebih bagus dari Banjarsari. Ya mengikuti tentunya lebih mudah daripada memulai ya. Sekecil apapun kalau kita sungguh-sungguh ya pasti ada hasil," pesannya.

(ndr/ndr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads