"Saya mulai bisnis ini mulai tahun 2002. Dulunya dagang tekstil di Tanah Abang, tapi karena kebakaran jadi nganggur, mau bingung usaha apa, jadi pilih kambing saja," jelas putra Betawi asli ini saat ditemui detikcom, Senin (1/7/2013).
Sebagai orang Betawi, wajar tentunya kalau Daud memiliki lahan luas di Jakarta. Dia memanfaatkan lahan 300 meter warisan orang tuanya untuk dijadikan kandang kambing dan beberapa sapi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bisnis peternakan ini memang akrab dengan keluarganya. Maklum ada kerabat Daud yang juga memiliki peternakan sapi. Karenanya Daud juga mencoba-coba memelihara sapi.
"Saya ada 4 orang karyawan. Karyawan jaganya Magrib sampai jam 12 malam. Untuk nyari makanan sama jagain kambing. Mereka dibayar sebulan Rp 2 juta udah bersih sama makan 3 kali," beber Daud.
Saat ini di kandangnya ada 100 ekor kambing dan 40 sapi. Untuk makanan hewan-hewan itu diberi kulit kacang kedelai, rumput, ampas, konsentrat, dan dedek yang kemudian dicampur.
"Biasanya kalau musim hujan gampang carinya di TPU Menteng Dalam, sama di Setiabudi. Kalau lagi musim panas susah cari rumput. Biasanya ngambil rumput di Bogor. Nyewa mobil pick-up biasanya Rp 400 ribu. Berangkatnya dari subuh sampe rumah lagi jam 6 sore. Biasanya yang kesana karyawan saya," ungkapnya.
Daud memasok beberapa warung makan sate kambing di Jakarta. Selain itu juga dia menerima jasa aqiqah dengan tarif Rp 1-,15 juta. Pembelinya, warga seputaran Jakarta. Dari bisnis kambing dan sapi ini Daud lumayan sukses, anak-anaknya bisa kuliah dan bekerja di kantoran.
"Kalau untuk perluas ternak, saya tak bisa perluas karena lingkungannya di sini luasnya terbatas. Saya juga ketua RT disini, kecuali saya pindah keluar daerah sini baru bisa diperluas," terang Daud saat bercerita soal kandang kambing dan warga sekitar.
(ndr/trq)