4 Kisah Seputar 'Balsem': Pemilik BB Dapat, Pak RT Miskin Terlewat

4 Kisah Seputar 'Balsem': Pemilik BB Dapat, Pak RT Miskin Terlewat

- detikNews
Kamis, 27 Jun 2013 15:12 WIB
 4 Kisah Seputar Balsem: Pemilik BB Dapat, Pak RT Miskin Terlewat
Jakarta - Pembagian Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (Balsem) masih berlangsung. Dinamika proses penyerahannya juga terus terjadi. Ada sebagian masyarakat yang tak layak malah mendapat bantuan. Sebaliknya, ada yang miskin namun tak memperoleh dana.

'Balsem' adalah salah satu program pemerintah untuk kompensasi kenaikan BBM. Pemerintah menargetkan 15,5 juta masyarakat sudah menerimanya sebelum memasuki bulan Ramadan. Tahap pertama Balsem yang disalurkan adalah sebesar Rp 300 ribu. Pembagian dilakukan melalui Kantor Cabang yang ditunjuk di PT Pos Indonesia.

Nah, dalam praktiknya, ada beberapa temuan yang cukup menarik. Penerima Balsem yang seharusnya layak miskin, ternyata memiliki peralatan elektronik dan otomotif yang cukup wah. Sebaliknya, ada yang miskin namun malah terlewat sebagai penerima dana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut empat kisah tersebut:

Jejeran Motor di Matraman

Jejeran puluhan sepeda motor parkir di halaman Kantor Pos Matraman, Palmeriam, Jakarta Timur. Pemilik motor itu rata-rata mengantre untuk menerima Bantuan Langsung Sementara alias 'Balsem'. Ada pula yang nekat mengantre dua kali dan ketahuan karena sistem barcode.

Pantauan di Kantor Pos Matraman, Jalan Gudeg, Palmeriam, Jakarta Timur, Kamis (27/6/2013), pembagian 'Balsem' dilakukan sejak pukul 08.00 WIB. Saking banyaknya, sepeda motor itu sampai meluber ke pinggir jalan.

"Yang menggunakan motor, jangan parkir di pinggir jalan, nanti diderek petugas Dishub," ujar Agus, Widodo, salah satu satpam melalui pengeras suara.

Umumnya, warga yang datang menggunakan sepeda motor jenis bebek atau matic, namun ada juga menggunakan sepeda motor seperti Honda Tigger, GL Pro atau Yamaha Vixion. Selain itu mereka yang mengantre rata-rata berumur sekitar 30-40 tahun.

Agus memiliki beragam cerita mengenai pembagian 'Balsem' kemarin. Menurutnya, ada juga warga yang telah mengambil di kantor pos cabang lain. Namun orang tersebut ikut mengantre juga di Kantor Pos Matraman.

Bahkan ada seorang ibu yang memakai perhiasan emas banyak di tangannya.

Pengantre Ber-BlackBerry

Ratusan warga antre di Kantor Pos Jatinegara untuk mendapatkan 'Balsem' alias Bantuan Langsung Sementara Masyarakat. Sambil menunggu antrean yang mengular sebagian warga memencet-mencet Blackberry dan telepon seluler (ponsel) yang mereka bawa.

Warga dengan sabar menunggu pembagian 'balsem' ini. Pada pukul 10.00 WIB, Rabu (26/6/2013), antrean warga sudah memenuhi hampir setiap sudut kantor Pos Jatinegara ini. Pembagian 'balsem' ini juga membuat lalu lintas dari Jatinegara arah Kampung Melayu tersendat karena penuhnya lokasi parkir kantor pos ini oleh motor para pengambil 'balsem' yang berjumlah Rp 300 ribu itu.

Untuk menunggu antrean yang panjang warga banyak yang duduk-duduk di bagian luar kantor pos tersebut.
Sebagian warga terlihat sibuk dengan BB dan HP mereka. Ada juga warga yang membeli minuman dari penjual yang berjajar di ruas jalan tersebut.

Kebanyakan warga yang mengantre 'balsem' berusia sekitar 30-40 tahun. Ada beberapa wanita yang mengenakan perhiasan saat pengambilan 'balsem' itu. Kebanyakan orangtua membawa anak kecil ke kantor pos itu. Suasana yang pengap dan panas membuat banyak anak kecil menangis.

Mbok Warkem Pasrah

Saat warga miskin antre mendapatkan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat atau Balsem, Selasa (24/6/2013), Mbok Warkem (65) berada di rumah kecilnya yang dibangun dari hasil gotong royong warga. Perempuan tua sebatang kara asal Banyumas ini hanya bisa pasrah. Warga tidak terima dan menanyakan ke pemerintah setempat.

Mbok Warkem tinggal di sebuah rumah tanpa MCK, Desa Rempoah, Kecamatan Baturaden, Banyumas, Jateng. Ukuran rumahnya 4x6 meter. Hanya ada dapur dan tempat tidur. Rumah kecil itu diapit 2 rumah warga.

Sehari-hari, nenek yang ditinggal mati suami dan anaknya 5 tahun lalu itu mencari kesibukan dengan mengumpulkan kayu bakar. Untuk makan, ia lebih sering mengandalkan uluran tangan warga. Kompensasinya, ia membersihkan rumah warga. Tapi kadang warga tidak tega, hanya memberikan makanan tanpa kompensasi apapun.

Mbok Warkem tak bisa ikut antre Balsem karena tak memiliki Kartu Perlindungan Sosial (KPS). Padahal, ia terdata sebagai penerima beras miskin, Jamkesmas, dan BLT (Bantuan Langsung Tunai). Warga sekitar tidak terima dengan kondisi itu, mempertanyakan hal tersebut ke aparat desa setempat.

"Kadang sering bantu-bantu, kalau makan saya berikan sayur saja. Sedangkan nasi biasanya Mbok Warkem masak sendiri," kata Sri Haryati, tetangga Mbok Warkem.

Pak RT Miskin Terlewat

Sanadji (67), adalah Ketua RT 15/RW 04 di Kelurahan Senen, Jakarta Pusat. Sanadji memiliki rumah seukuran 3x2 meter yang ditinggali bersama 4 cucu, 1 cucu menantu dan 1 cicitnya. Kendati demikian, Sanadji tak dapat Bantuan Langsung Sementara alias 'Balsem'.

Rumah Sanadji berjarak 50 meter dari kantor Kelurahan Senen, masuk gang sempit. Kendati dari batu-bata, rumah Sanadji 'hanya' berukuran 2x3 meter. 1 Meter untuk teras plus gudang plus jemuran, dan 2x2 meter untuk ruang 'serbaguna'.

Masuk ke dalam rumahnya, ada kamar mandi berukuran 50x50 cm di sebelah kiri, tak ada ember, cuma keran dan kakus. Kaki basah terciprat air dari kamar mandi yang hanya ditutupi gorden.

Kemudian ruang tamu, ruang tidur dan dapur jadi satu. Di ruangan itu ada karpet, kasur lipat, magic jar, dispenser, jug air dan berbagai printilan barang rumah tangga lainnya. Di ruangan itu, Sanadji tinggal bersama 4 cucunya, yang salah satunya menderita tuna grahita. Dan satu dari 4 cucunya baru saja melahirkan 15 hari yang lalu.

Kendati kondisinya susah, kali ini Sanadji tak mendapat 'Balsem'. "Waktu BLT kemarin saya dapat 2 kali. Yang BLSM sekarang malah nggak. Saya nggak nanya kenapa saya nggak dapat, soalnya malu. Ya udah saya pasrah ajalah," tutur dia.
Halaman 2 dari 5
(mad/nwk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads