"Kalau sampai ada anggota Polri yang melakukan atau menerima suap, dipecat saja. Tidak masalah, daripada merusak Polri. Karena nila setitik rusak susu sebelanga," kata Rusman usai menghadiri Reuni Akpol Angkatan 1970-1980 di Akademi Kepolisian, Semarang, Rabu (26/6/2013).
Menurutnya, butuh keberanian bagi pimpinan Polri dalam mengambil langkah tersebut. Karena sejak awal suap menjadi salah satu hal yang tidak boleh terjadi di tubuh Polri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gubernur Lampung Komjen Sjachroedin yang juga merupakan alumnus Akpol menambahkan, kepolisian tidak akan menutup-nutupi jika ada oknum yang terlibat pidana.
"Tidak ada yang menutupi. Bahkan kami pun ingin polisi itu bersih dan berwibawa," tandasnya.
Isu suap di tubuh Polri muncul setelah Wadir Sabhara Polda Jateng, AKBP Edi Suroso (ES) diamankan pada Jumat (21/6) lalu pukul 14.00 WIB di Gedung Utama Polri. Bersamanya ikut diamankan Kompol JAP yang bertugas di Mapolda Metro Jaya. Dari tangan ES disita uang Rp 200 juta dalam pecahan Rp 100 ribu. Diduga ia hendak menyetor uang suap untuk SDM Polri terkait jabatan di kepolisian.
(alg/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini