"Barangkali ini fungsi pers untuk mendorong calon-calon muda dan alternatif yang bagus. Kedua itu juga fungsi publik, misal kampus atau LSM, atau civil society harus ikut mendorong capres alternatif," kata Ketua Dewan Pers Bagir Manan.
Hal itu disampaikan dalam diskusi 'Peran Media Televisi Mencerdaskan Pemilih dalam Pemilu 2014' di Hotel Aryaduta, Jalan Prapatan, Jakpus, Rabu (26/6/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita perlu mendukung calon yang kita anggap sudah memenuhi harapan rakyat untuk menjadi abdi rakyat yang baik," tutur mantan Ketua Mahkamah Agung itu.
Bagir menuturkan, capres alternatif itu mungkin dalam falsafah Jawa disebut sebagai 'satria piningit'. Tapi ia enggan menyebut siapa satria piningit yang pantas untuk menjadi capres mendatang.
"Satria piningit itu mari kita cari bersama dan gali bersama agar keluar siapapun orangnya, saya tidak tahu siapa yang pantas," ucapnya.
Bagir menyadari bahwa media juga mempunyai kepentingan masing-masing. Bahkan banyak petinggi partai politik yang memiliki media.
"Media tentu memiliki hak untuk memilih, bahwa dia simpati pada kekuatan politik juga bagian dari hak demokrasi. Yang penting itu dia menggunakan hak demokrasi itu tanpa melupakan dia sebagai lembaga publik sehingga unsur keberimbangan," tuturnya.
"Sehingga saya tidak apriori media punya kepentingan, hanya dinyatakan secara terbuka kecenderungan itu agar rakyat menjadi tahu. Dan kedua, prinsip-prinsip media harus tetap dipertahankan, sepanjang berjalan dengan baik," lanjut Bagir.
(bal/mpr)