Peneliti dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Jamaludin mengatakan, Supermoon merupakan fenomena periodik yang terjadi karena jarak bulan berada paling dekat dengan bumi. Orbit bulan terjadi dengan lingkar yang tidak sempurna, melainkan berbentuk elips, sehingga tampak lebih besar.
Dijelaskan Thomas, istilah supermoon biasa digunakan dalam astrologi, sedangkan dalam astronomi disebut bulan purnama terdekat. Jarak biasanya antara bulan dan bumi adalah 384 ribu km. Namun saat terjadi supermoon, jaraknya menjadi 357 ribu km.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Thomas mengatakan, jika ingin membandingkannya memang harus dilakukan menggunakan alat dan data. Para pecinta fotografi bisa mengabadikan momen yang terakhir kali terjadi pada 5-6 Mei 2012 lalu ini mulai magrib (23/6) hingga menjelang terbit matahari esok hari (24/6).
"Kalau dilihat sebagai orang awan, tanpa menggunakan alat memang hanya tampak seperti bulan purnama biasa. Astronom bisa membandingkannya karena dilakukan dengan data sebelumnya," jelasnya.
"Bagi penggemar fotografi bisa memanfaatkan fenomena purnama di ufuk dengan latar depan yang menarik, tentu ini menjadi daya tarik. Malam besok juga masih tergolong dekat, kalaupun tidak berkesempatan malam ini, kemungkinan besok malam masih ada. Namun jarak maksimum yang terdekat ya malam ini," tambahnya.
(jor/fdn)