Linda, seorang pembaca detikcom menceritakan pengalamannya naik Metro Mini 92 jurusan Grogol-Ciledug. Saat itu Linda hendak menuju ke sekolahnya ke kawasan Green Garden, Grogol, Jakarta Barat.
Linda menceritakan untuk ke kawasan Green Garden ada 2 alternatif, yakni Mikrolet atau Metro Mini 92. Dua alternatif transportasi ini tampaknya menimbulkan persaingan di antara mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kejar setoran selalu dijadikan pembenar untuk kebut-kebutan, menyopir ugal-ugalan hingga busnya miring.
"Saya pernah naik 92 dan hampir jatuh saking penuhnya dan saking cepatnya bus itu berjalan. Untuk keamanannya sendiri, saya dan teman saya beberapa kali mengalami hampir dicopet. Dan sering dipalak oleh pengamen di dalam bus," keluh Linda.
Sedangkan Andi memiliki daftar panjang ketidaknyamanan naik Metro Mini dan Kopaja. Andi sehari-hari naik Metro Mini P 03 jurusan Senen-Rawamangun.
"Interior parah, jorok, jok bolong dan pecah kadang bikin sobek celana, pengemudi ugal-ugalan, penampilan seram, ada yang bercelana pendek, tanpa alas kaki. Yang namanya dashboard seperti bekas dibom Amrozi," jelas Andi.
Kewajiban berseragam awak sopir Metro Mini dan Kopaja yang sempat diwajibkan pun kini tak berjalan. Andi juga pernah melihat lelaki eksibisionis, memamerkan alat vitalnya di belakang penumpang perempuan di Metro Mini O7 Senen-Plumpang.
"Asapnya hitam mengepul, jangan-jangan bisa sampai Singapura!" tulis Andi gemas.
(nwk/nrl)