"Pendek kata, untuk Singapura, kita terus bekerja keras. Jangan sedikit-sedikit mengeluh. Kita tidak tinggal diam dan jangan bersikap seperti kekanak-kanakan," ujar Menko Kesra Agung Laksono usai pembukaan 'Sosialisasi BBM dan P4S (Program Percepatan dan Perluasan Perlindungan Sosial) di Hotel Marlynn Park, Jalan KH Hasyim Asy'ari, Jakarta Pusat, Kamis (20/6/2013).
Agung menegaskan pemerintah Indonesia hingga saat ini masih terus bekerja keras mengendalikan dan memadamkan sejumlah titik api di Sumatera. Dari sekitar 850 hektar lahan gambut yang terbakar, sudah 650 hektar yang berhasil dipadamkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan ada pedoman dari Kemenhut apabila melanggar akan dikenakan sanksi yang tegas. Di sini kita bukan hanya mementingkan negara lain saja, tapi juga mementingkan perlindungan kepada negara kita sendiri," tegas Agung.
Soal langkah yang ditempuh pemerintah untuk memadamkan kebakaran lahan di Sumatera, lanjut Agung, akan ditempuh dengan teknologi hujan buatan. Menurutnya, teknologi ini sangat efektif untuk pemadaman kebakaran hutan.
"Teknologi yang dipakai kemungkinan menggunakan hujan buatan, dan untuk hujan buatan sendiri kami sudah siap tinggal menunggu kebutuhannya saja. Teknologi yang paling baik adalah hujan deras maka akan selesai," pungkasnya.
Sebelumnya, Menteri Lingkungan Hidup Singapura Vivian Balakrishnan mengkritik pemerintah Indonesia terkait kebakaran hutan di Sumatera yang asapnya hingga masuk ke Singapura.
"Selama sekian lama, kepentingan komersil di Indonesia telah dibiarkan mengesampingkan keprihatinan lingkungan hidup," cetus pejabat tinggi Singapura itu seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (19/6/2013).
Bahkan Balakrishnan meminta Menteri Lingkungan Hidup Indonesia Balthasar Kambuaya untuk menyebutkan nama-nama perusahaan yang bertanggung jawab atas kebakaran hutan tersebut. Indonesia juga diminta untuk mempublikasikan peta kepemilikan tanah.
"Kombinasi foto-foto satelit, yang diperbarui setiap hari, dan peta konsesi ini akan memungkinkan kami untuk menunjuk perusahaan-perusahaan yang bersalah," imbuhnya.
Sedangkan PM Lee akan menggelar rapat dengan menteri-menteri terkait untuk membahas polusi asap ini. Setelah itu, dijadwalkan PM Lee akan memberikan keterangan resmi kepada media massa.
(rmd/nrl)