Informasi yang dikumpulkan, Rabu (19/6/2013), Anis Matta memang tak pernah bicara langsung. Tapi 'pasukannya' antara lain Fahri Hamzah dan Mahfudz Siddiq selalu berkomentar keras. Sedang kubu tengah ini rata-rata bersikap wait and see. Misalnya saja Wakil Ketua DPR Sohibul Iman dan Ketua FPKS Hidayat Nurwahid.
Keretakan ini sebenarnya terjadi sudah lama. Tapi semakin meruncing dengan isu BBM. Anis berkeinginan Tifatul Cs mundur dari kabinet. Tapi Tifatul memilih bertahan. Tifatul juga berseberangan dengan apa yang disuarakan Anis soal penolakan kenaikan BBM.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pesan saya untuk tiga orang itu, santai aja, Bro," kata Wasekjen PKS, Mahfudz Siddiq, kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan.
Pernyataan Mahfudz ini boleh dibilang cukup keras. Mahfudz seolah menyindir Tifatul yang dalam beberapa kesempatan menyuarakan bahwa mendukung kebijakan pemerintah, yang notabene disikat habis PKS.
Tak hanya Mahfudz, Fahri juga menyindir Tifatul Cs. "Tanya Pak Tifatul saja. Urusannya apa cooling down sama APBN-P? APBN-P kan sudah jadi, Bos?," kata Fahri.
Sedang Tifatul juga tak kalah keras. Tak seperti Mensos Salim Segaf dan Mentan Suswono, Tifatul komplain soal sikap FPKS yang menolak kenaikan BBM. Bahkan Tifatul berucap akan ada evaluasi.
"Jadi nanti akan dievaluasi, semuanya akan dievaluasi," kata Tifatul kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (18/6).
Sementara itu Kepala Bidang Humas PKS Mardani Ali Sera yang dikonfirmasi adu kuat kubu tua dan kubu muda, kubu keadilan dan kesejahteraan hanya menjawab diplomatis.
"Adanya fastabiqul khairat, berlomba dalam kebaikan," jelas Mardani.
Mardani menegaskan, baik politisi PKS di parlemen atau di kabinet sama-sama taat konstitusi. Parlemen merupakan lembaga kontrol pemerintah sedang menteri membantu presiden.
"Pak Tif, Pak Mahfudz, Pak Anis, semua kader terbaik PKS. Peran dan tugasnya saat ini memang berbeda," tutup Mardani.
(ndr/gah)