Dalam acara Sewindu Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Semarang, Cindy menampilkan semua kemampuannya. Ia menari, menyanyi, bermain bass, menabuh drum, bermain keyboard, memasak dan melukis.
Menurut Senior Manager MURI, Paulus Pangka, gadis kelahiran Kalimantan Utara itu layak memperoleh penghargaan MURI karena baru kali ini ada penyandang autis yang memiliki banyak bakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini rekor ke 5696. Sangat menginspirasi dan ini bukan rekor pertama untuk SLBN Semarang," imbuhnya.
Ibu Cindy, Retno Wahyu Wijayati nampak bangga melihat anaknya memperoleh penghargaan MURI. Ia teringat saat pertama kali Cindy memperlihatkan talentanya ketika bermain drum band di Yogyakarta pada usia 9 tahun.
"Kemudian masuk SLBN Semarang kelas 1 SMP dan bakat-bakat lainnya terlihat," ujar Retno.
"Aku paling suka main di ruang musik," timpal Cindy yang duduk di sebelah ibunya.
Talenta Cindy memang menonjol di bidang seni yaitu musik dan melukis. Namun tidak hanya itu, ternyata Cindy juga berbakat memasak, bahkan ia menjual salah satu hasil masakannya berupa bawang goreng kemasan yang dinamai "Bawang Gorengku".
"Anak saya ini bisa betah memasak sampai 3 jam nonstop di dapur," pungkas Retno.
Kepala SLBN Semarang Ciptono mengatakan, Cindy cukup cerdas di sekolah walaupun kadang memberontak. Meski demikian, bakat-bakat terus diperlihatkan Cindy. Untuk lukisan saja, setidaknya ratusan lukisan sudah dihasilkan Cindy dan 40 di antaranya dipamerkan dalam acara Sewindu SLBN Semarang.
"Dulu Cindy juga pernah memecahkan rekor sebagai orang autis pertama yang bisa bermain keyboard. Ini karena dukungan orang tua, sekolah dan masyarakat. Kadang seminggu dua kali tampil sehingga kepercayaan dirinya bisa terbentuk," katanya.
Lukisan yang dibuat Cindy rata-rata bergambar perempuan berambut panjang dengan background beragam sesuai tema. Dia melukis dengan menggunakan crayon dengan hasil yang cukup bagus.
"Dia kalau melukis sesuai apa yang dia lihat, tidak ada yang bisa mengaturnya," kata ibu Cindy.
Cindy mulai banyak tampil di bidang musik sejak bergabung dengan band autis pertama di dunia dua tahun lalu bersama Karisma, penyandang autis yang sudah beberapa kali menerima rekor MURI.
"Kita bisa ambil hikmah bahwa sekecil apapun, manusia pasti punya potensi. Dan jika kita jeli, hal itu bisa menjadi besar. Lagipula, mereka (penyandang autis) adalah bukan produk Tuhan yang gagal, karena Tuhan tidak pernah gagal," tutup Ciptono.
(alg/try)