Silat Cingkrik dari Kampung Si Pitung

Napak Tilas Jakarta (7)

Silat Cingkrik dari Kampung Si Pitung

- detikNews
Selasa, 18 Jun 2013 10:57 WIB
Ilustrasi (Foto: Andi Saputra/detikcom)
Jakarta - Warga Betawi di Rawa Belong, Jakarta Barat, zaman dulu dikenal sebagai warga yang religius dan gemar menanam sekaligus berjualan tanaman hias. Namun ada hal lain yang juga tak dapat dipisahkan dari warga Betawi di sana, yaitu silat.

Silat seakan telah mengambil tempat tersendiri di kehidupan dan hati warga Rawa Belong. Di wilayah yang diyakini tanah kelahiran Si Pitung itu, tak hanya orang dewasa, bahkan anak kecil pun berduyun-duyun untuk mempelajari bela diri tradisional Indonesia itu.

Yayasan Si Pitung, yayasan yang didirikan oleh orang yang mengaku kerabat Si Pitung mengajarkan Silat Cingkrik. Cingkrik merupakan salah satu aliran silat Betawi. Karena beberapa gerakan utama dalam aliran silat ini adalah berlompatan dengan satu kaki (jejingkrikan) maka disebut cingkrik. Silat itu mengandalkan kelincahan dan kecepatan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Silat Cingkrik itu mengandalkan pergerakan yang cepat. Tidak pernah menggunakan senjata jika tidak benar-benar dibutuhkan,” ujar Khatib, Kepala Yayasan si Pitung, saat berbincang dengan detikcom di Rawa Belong, Jakarta Barat, Jumat (7/6/2013).



Khatib (kedua dari kanan) dan Pengurus Yayasan Si Pitung (dok pribadi)

Yayasan Si Pitung didirikan tahun 2007, yang menaungi padepokan silat. Khatib mengaku kerabat dari Si Pitung. Pria berkacamata itu cucu dari kakak tertua si Pitung yang bernama Haji Jamiin. Khatib biasanya mengkoordinir mereka yang ingin mempelajari atau sekadar ingin tahu mengenai apa itu silat Cingkrik. Ratusan orang saat ini rutin melakukan latihan silat dua hingga 3 kali seminggu.

“Sekarang itu ada ratusan warga yang rutin menggelar latihan silat. Ada 8 padepokan dengan masing-masing anggota 40 orang untuk satu padepokan. Biayanya gratis, hanya peserta harus membeli seragam sendiri,” ungkap Khatib.

Khatib menjelaskan, banyak kaum Hawa yang ikut ambil bagian dalam silat ini. Selain itu sudah banyak anak usia 6 tahun yang juga tak mau ketinggalan.

“Malah yang anak kecil itu biasanya lebih cepet nangkep pelajaran dan mereka biasanya masih pada semangat. Kalau ada yang mau ikut latihan atau sekadar diskusi silakan dateng aja ke yayasan,” jelasnya.

(nwk/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads