Jakarta - Hamzah Haz mengaku tidak ada yang disesalinya selama ia menjabat sebagai wakil presiden selama 3 tahun. Bahkan Hamzah merasa sudah melaksanakan tugas-tugas yang diembannya dengan sebaiknya. Kecuali perbaikan moral dan disiplin bangsa. Sekitar tiga tahun yang lalu, tepatnya Kamis, 26 Juli 2001, Hamzah terpilih sebagai Wakil Presiden ke-9. Saat itu Hamzah harus bertarung menghadapi Ketua Umum Partai Golkar Akbar Tandjung, mantan Menko Polsoskam Susilo Bambang Yudhoyono, Menko Polsoskam Agum Gumelar, dan Siswono Yudo Husodo.Kepada
detikcom yang menemuinya usai shalat zuhur di Masjid Jami Darussalam, Jalan Tegalan, Rabu (20/10/2004), Hamzah bertutur bahwa tidak ada yang disesalinya selama ia mengemban tugas sebagai wapres ke-9. Pria kelahiran Ketapang, Kalimantan Barat, 15 Februari 1940, merasa prihatin dengan moral dan disiplin bangsa Indonesia, terutama dalam menjalankan ibadahnya, shalat 5 waktu. "Moral dan disiplin, bagaimana melaksanakan dasar negara Ketuhanan yang Maha Esa dalam implementasinya, seperti waktu adzan, orang berhenti melakukan aktivitasnya, dan segera shalat," terang Hamzah saat ditanyakan program apa yang belum dilaksanakan oleh Hamzah selama menjabat sebagai wapres. Hamzah mengaku setelah tidak lagi menjabat sebagai wapres, ia merasa biasa-biasa saja. Hamzah bahkan merasa telah berhasil bersama Megawati membawa bangsa Indonesia keluar dari krisis yang didera sejak tahun 1997. "Tugas ini sudah kita lakukan dari krisis sampai pemulihan krisis. Dari mulai minus sampai plus. Dari laju pertumbuhan negatif menjadi positif. Ekonomi makro bagus, keamanan bagus, dan membuat TAP-TAP MPR," ujarnya seusai salat sunah ba'diah zuhur di masjid depan rumahnya. Namun yang terpenting menurut mantan wartawan suratkabar Bebas, Pontianak, yang paling penting adalah pemerintahan Mega-Hamzah tidak diberhentikan oleh MPR, seperti Presiden RI sebelumnya. Kini setelah dilantiknya Presiden dan Wakil Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Moh. Jusuf Kalla, Hamzah memilih beristirahat dan berkonsentrasi memimpin PPP sebagai Ketua Umum DPP PPP periode 2003-2008. "Sampai berakhir masa jabatan saya, sampai muktamar awal Januari 2007," ujar Hamzah yang saat itu mengenakan pakaian serba putih, mulai dari baju koko putih, celana putih, peci putih. Berikut biodata Hamzah Haz: Nama : Dr (HC) H Hamzah HazLahir:Ketapang, Kalimantan Barat, 15 Februari 1940Agama:IslamPendidikan:- SMP, Pontianak, Kalimantan Barat- SMEA, Pontianak, Kalimantan Barat- Akademi Koperasi Negara, Yogyakarta (1962) Jurusan Ekonomi Perusahaan, Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura, Pontianak (tingkat V, 1970)Karir:- Guru SM Ketapang (1960-1962)- Wartawan suratkabar Bebas, Pontianak, Kalimantan Barat (1960-1961)- Pimpinan Umum Harian Berita Pawau, Kalimantan Barat- Ketua PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia, (1962)- Ketua Badan Pemeriksa Induk Koperasi Kopra Indonesia (1965-1970)- Ketua Presidium KAMI Konsulat Pontianak (1968-1971)- Asisten Dosen di Universitas Tanjungpura Pontianak (1968- 1971)- Anggota DPRD Tk I Kalimantan Barat (1968-1971)- Anggota DPR RI (1971-2001)- Menteri Negara Investasi/Kepala BKPM (1998-1999)- Wakil Ketua DPR (1999-2001)- Menko Kesra dan Taskin (1999)- Wakil Presiden RI (26 Juli 2001-2004)
(dni/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini