Belasan Sumur di Duri Diduga Tercemar Limbah Tambang Minyak

Belasan Sumur di Duri Diduga Tercemar Limbah Tambang Minyak

- detikNews
Senin, 17 Jun 2013 12:01 WIB
Pekanbaru, - Belasan sumur di Wonosobo, Duri, Bengakalis Riau, tercemar bahan beracun berbahaya. Meski hasil pengukuran menunjukkan tingkat pencemaran masih di bawah ambang batas normal, namun warga tetap mencemaskannya dan minta pengujian ulang.

"Badan Lingkungan Hidup (BLD) Bengkalis sudah mengeluarkan rekomendasi atas pengaduan warga soal sumur yang tercemar. Hasil pengukuran menyebutkan air sumur masih di ambang batas," kata Koordinator Lembaga Kadian Duri Institur, Agung Marsudi, kepada wartawan, Senin (17/6/2013).

BLH yang diberikan ke masyarakat atas dugaan sumur tercemar limbah minyak, berisikan analisa dan juga enam lembar sertifikat hasil penelitian laboratorium Sucofindo terhadap sampel air. Disimpulkan bahwa kandungan minyak di air sumur masih dalam batas yang bisa ditoleransi karena di bawah 1.000 mikrogram per liter. Hasil kandungan minyak yang didapat tertera sebesar 200 mikrogram per liter.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tapi pada poin dua terdeteksi banyak padatan tersuspensi yang nilainya di atas ambang normal. Nilai uji COD atau kandungan oksigen dalam air melebihi batas dianjurkan, sedangkan nilai oksigen terlarut (DO) rendah, menunjukan kualitas air sangat buruk.Selain itu, air tersebut terdeteksi tercampur amoniak, nitrit, total fosfat, dan besi yang diatas ambang normal. Karena itu dalam hasil analisa dituliskan kualitas air tidak layak untuk dijadikan air baku, apalagi air minum," papar Agung.

Hasil pengukuran itu jelas membuat warga cemas. Sebab dari belasan sumur yang tercemar hanya tiga yang diambil sample untuk diukur. Proses pengukuran juga berlangsung pada musim penghujan yang artinya kandungan air tanah lebih banyak. Warga pun meminta uji ulang yang dikenakan terhadap semua sumur dan dilakukan pada musim penghujan.

Lokasi sumur yang diduga tercemar itu berdekatan dengan zona pembuangan limbah Chevron yang kerap disebut Wonosobo 3. Sedangkan warga menyebutkan, bahwa air sumur mereka terlihat lebih pekat. Kondisi air sumur bila digunakan untuk mandi, selalu menularkan penyakit gatal-gatal.

"Karena itu kita mendesak agar BLH melakukan pengambilan sampel dua kali. Ini agar hasilnya bisa akurat," pinta Agung.

Humas PT Chevron, Okta Heri ketika dikonfirmasi detikcom, membantah semua tudingan warga. Malah dia mengklaim, bahwa hasil BLH tidaklah seperti yang disampaikan warga. Namun demikian, Okta enggan menjelaskan secara rinci.

"Kayaknya hasil BLH itu tidakan seperti yang disampaikan warga, tapi malah sebaliknya. Kami enggan menjelaskan secara rinci soal itu, silahkan tanyakan ke BLH Bengkalis saja," kata Okta.


(cha/lh)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads